Sabtu 02 Aug 2014 16:48 WIB

Fatima al-Nisaburiya Sang Guru Sufi (3-habis)

Tarian Sufi (ilustrasi).
Foto: being.publicradio.org
Tarian Sufi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

Memilih jalan sufi meski dari keluarga istana.

Fatima juga mengamalkan kehidupan sufi yang sederhana. Harta kekayaan yang ia miliki dihabiskan untuk masyarakat miskin. Dia memikirkan bagimana kehidupan tetangganya juga bisa tertolong dengan keberadaannya.

Dalam sebuah kisah, seorang sufi terkenal Yahya bin Mu'dz al-Razi datang ke Balk setelah melakukan perjalanan dari Ray.

Suami Fatima pun mengundang sang sufi besar itu untuk mampir ke rumahnya. Khadrawayh pun bertanya kepada istrinya, hidangan apa yang akan diberikan kepada tamu kehormatannya itu.

Fatima menyarankan untuk menyembelih 20 ekor kambing. Suaminya heran mengapa untuk menyambut seorang tamu ia harus menyembelih banyak hewan ternaknya.

Fatima beralasan ketika seorang guru menikmati kemewahan, maka tetangga dan lingkungannya pun harus turut menikmatinya pula.

Guru Fatima lainnya Abu Hafz al-Haddad juga memiliki pandangan tersendiri terhadap muridnya tersebut. Sebelum bertemu dengan Fatima, Hafz mengaku tak ada beban jika ada pertanyaan dan muridnya dari kalangan wanita.

Namun, semenjak bertemu dengan Fatima, Abu Hafz al-Haddad merasa takut bertemu dengan wanita. Ini karena kedalaman ilmu yang dimiliki Fatima.

Ajaran Fatima lainnya yang terkenal adalah ketika seorang wanita dari Balkh mengunjungi Fatimah dan menyatakan, "Saya ingin mencapai kedekatan dengan Allah dengan melayani Anda." Fatima menjawab, "Mengapa tidak mencari kedekatan kepadaku dengan melayani Allah?"

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement