REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah
UIN Jakarta siapkan program Beasiswa Santri Prestasi pada fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan.
Yakni, mulai dari proses kerja sama, pengelolaan, sistem seleksi khusus bagi santri, dan pemberian bantuan pembiayaan yang diperlukan bagi santri yang memenuhi syarat, sampai dengan pembinaan masa studi dan pengabdian pascalulus.
"PBSB merupakan salah satu upaya pemerintah mempercepat ketertinggalan lembaga pendidikan pondok pesantren di bidang sains, kesehatan, dan teknologi. Dengan diberikan kepada santri yang telah lulus sekolah menengah atas dan pernah tinggal atau mondok di pesantren selama tiga tahun," ujarnya.
Hanya 28 persen
Ia berharap, dengan adanya PBSB ini, peluang santri mencapai perguruan tinggi semakin terbuka lebar. Dan, peluang santri melanjutkan pendidikan umum tidak kalah bersaing dengan lulusan SMA.
Arif menjelaskan, jumlah santri yang mengikuti pendidikan di FKIK setiap tahunnya hanya sekitar 28 persen dari seluruh jumlah mahasiswa yang diterima di FKIK.
Diharapkan, setiap tahun komposisi lulusan pesantren dapat ditingkatkan menjadi 30 persen melalui PBSB. Kemudian, mereka kembali mengabdi di pondok pesantren dan wilayah di sekitar pesantren untuk mengubah takdir bangsa pada 2030 dalam bidang kesehatan.
Sebuah keniscayaan akan terjadi, yaitu pelayanan kesehatan yang memberikan warna Islam pada masyarakat. Secara tersirat, Kemenag RI melalui PBSB juga merencanakan mencetak 1.000 dokter santri pada 2025.
Untuk menyeimbangkan posisi dokter, diperlukan pula tenaga kesehatan lain agar tidak terjadi ketimpangan, antara lain, perawat, apoteker, dan tenaga kesehatan masyarakat.
Dari UIN Syarif Hidayatullah melalui FKIK dan PBSB inilah rencana ini bersinergi mewujudkan tujuan tersebut. Hingga akhirnya mampu memberikan kesetaraan kepada alumni santri pondok pesantren untuk menjadi dokter yang berkualitas dan profesional dengan kemampuan iman dan takwa.