Jumat 04 Jul 2014 02:14 WIB

PIH di Indonesia Dianggap Paling Baik

Rep: Muhammad Ibrahim Hamdani/ Red: Chairul Akhmad
Jamaah haji saat melaksanakan thawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.
Foto: Reuters/Amr Abdallah Dalsh/a
Jamaah haji saat melaksanakan thawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mantan Duta Besar (Dubes) RI untuk Saudi Arabia, Gatot Abdullah Mansyur, menyatakan, proses Penyelenggaraan Ibadah Haji (PIH) di Indonesia paling bagus dibanding negara-negara lain seperti Iran, Turki dan Malaysia.

"Secara umum, hal ini terlihat dari jamaah Indonesia yang makan teratur dan tidak pernah tidak kebagian porsi," ujar Gatot pada Kamis (3/7) sore di Jakarta.

Kriteria lainnya, lebih dari dua ratus ribu jamaah asal Indonesia seluruhnya terangkut oleh pesawat dan sampai di Makkah, tidak ada yang tertinggal satu pun.

Menurut Gatot, seluruh jamaah haji Indonesia juga menggunakan seragam yang sama. Gatot menyampaikan ini saat menjadi pembicara pada seminar nasional bertajuk "Rekonstruksi Pengelolaan Haji: Menuju Perhajian yang Bersih dan Berwibawa".

Acara ini diselenggarakan oleh Asosiasi Bina Haji dan Umrah (ASBIHU) NU,  pada Kamis (3/7) siang di Jakarta.

Kepala BNP2TKI itu juga berpendapat, kualitas PIH terus-menerus mengalami perbaikan secara signifikan dalam waktu delapan tahun terakhir. "Jadi, tema seminar tentang rekonstruksi perhajian Indonesia dinilai kurang tepat. Karena tema ini hanya sesuai jika kondisi PIH sudah parah sekali," ungkap Gatot.

Berdasarkan survei dari Badan Pusat Statistik (BPS), tren pelayanan haji 80 persen lebih baik dari tahun ke tahun. Apalagi, seluruh jamaah haji Indonesia sudah menggunakan sistem online.

"Dengan sistem online, tidak ada lagi yang bisa bertindak curang atau menyalip barisan. First come first out, sistem ini sudah tidak dapat diganggu lagi," ungkap Gatot.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement