Rabu 18 Jun 2014 12:47 WIB

Menag Resmikan Kampus UIA

Rep: c78/ Red: Damanhuri Zuhri
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Semarak shalawat mengiringi rangkaian acara peresmian Kampus IV Universitas Islam As-Safi'iyah (UIA). Kampus berlokasi di Jalan Raya Kodau, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat mulai digunakan pada Selasa (17/6).

Acara dibuka penampilan sekitar 200 lebih anak yatim yang diasuh Yayasan As-Syafi'iyah. Anak-anak tersebut berasal dari 17 provinsi.  Mereka melantunkan shalawat, lagu Islami, dan surat-surat pendek Alquran.

Anak-anak yatim tersebut dipandu langsung Rektor UIA Profesor Tutty Alawiyah AS. Sekitar 500 anggota  Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT)  Jati Asih, Bekasi juga mendendangkan ragam shalawat diiringi tabuhan rebana.

Para ibu yang menjadi anggota BKMT  bertugas menyambut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang diundang meresmikan Kampus IV. Mereka memperdengarkan Shalawat Badar.

Tutty mengatakan, Kampus UIA IV lebih dahulu diresmikan dari pada Kampus II dan III. Penyebabnya, pembangunan Kampus II di kawasan Jatiwaringin belum rampung. Begitu pula Kampus III di kawasan Sentul Bogor.

"Di Kampus II, rencananya dibangun juga asrama putri, sedangkan Kampus III yang pembangunannya  bekerja sama dengan Yordania dipersiapkan sebagai kampus bertaraf internasional," kata Tutty.

Pendirian kampus cabang, ujar dia, merujuk pada meningkatnya masyarakat yang ingin kuliah di perguruan tinggi Islam. Ia menambahkan, setiap tahun sekitar 1.500 calon mahasiswa baru mendaftar di UIA.

Sementara itu, ruang belajar mahasiswa terbatas sehingga kegiatan di kampus UIA padat, dari pagi sampai malam dengan kelas yang penuh. Maka, pembangunan kampus cabang sangat mendesak. UIA  membuka layanan pendidilan untuk mahasiswa S2 dan S3.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan pendidikan Islam merupakan bagian dari pusat peradaban. Jadi, peningkatan kualitas pendidikannya harus didukung.

Pendidikan Islam di Indonesia, kata menag, tumbuh secara alamiah. Dampaknya, hanya delapan persen  yang berstatus negeri dan sisanya, 92 persen swasta. "Sementara lembaga pesantren seratus persen dikelola secara kolektif oleh masyarakat.’’

Dari fenomena tersebut, timbul persoalan baru dari abainya perhatian terhadap aspek mutu. Hal ini diduga akibat terlalu menjunjung makna simbolik lantas mengabaikan tuntutan kualitas.

Karena itu, ia mendukung pembangunan yang dilakukan UIA. Ini dapat membantu menyukseskan pendidikan nasiona. Acara peresmian diakhiri penampilan musisi Hadad Alwi, yang juga menyenandungkan shalawat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement