Rabu 28 May 2014 17:44 WIB

Wapres Minta Muslimat Waspadai Penyusupan Paham Radikal

Wakil Presiden Boediono
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Presiden Boediono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Boediono meminta Muslimat NU yang selama ini mengusung Islam damai mewaspadai kemungkinan penyusupan dari kelompok berpaham radikal atau garis keras.

"Ibu-ibu dari Muslimat harus waspada terhadap banyaknya upaya penyusupan yang dilakukan kelompok lain yang membawa paham dari luar," kata Boediono saat pembukaan Rapat Kerja Nasional dan Musyawarah Kerja Nasional Perangkat Muslimat Nahdlatul Ulama (Muslimat NU) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu.

Boediono mengatakan paham Islam radikal merupakan titipan negara luar yang ingin menghancurkan sendi-sendi kebangsaan Indonesia. Mereka menyusup melalui lembaga pendidikan dan mendoktrin anak-anak sekolah hingga mahasiswa dengan paham keagamaan yang bisa mengganggu ketenteraman dan kerukunan yang telah terjalin di Indonesia.

Muslimat NU sebagai organisasi perempuan yang beranggotakan kaum ibu dan terstruktur di seluruh Nusantara, menurut Wapres, mempunyai peranan penting dalam menjaga keutuhan bangsa dari rumah tangga, juga melalui lembaga pendidikan dan perangkat Muslimat lain yang kini telah berkembang.

"Anak-anak kita harus dijaga dari penyusupan ini. Muslimat NU sebagai organisasi yang berpaham ahlussunnah wal jamaah punya prinsip tasamuh yang moderat dan toleran terhadap keberagaman. Peranan Muslimat sangat penting dalam hal ini," katanya.

Menurut Boediono, kiprah Muslimat juga mampu menyentuh langsung ke tengah masyarakat kecil di berbagai pelosok perdesaan sehingga turut membantu Pemerintah yang belum mampu menjangkau seluruh masyarakat.

"Oleh karena itu, negara berkepentingan untuk menjalin kerja sama dengan Muslimat NU," ujarnya.

Sebelumnya, di forum yang sama, Ketua Umum PBNU Kiai Haji Said Aqil Siroj menegaskan bahwa Islam yang dipraktikkan dan diajarkan NU adalah Islam damai dan toleran.

"Islam NU itu Islam Nusantara, bukan Islam Arab atau Timur Tengah," katanya.

Sebagai organisasi kemasyarakatan yang turut melahirkan negara ini, kata Said Aqil, NU sangat berkepentingan dengan terciptanya negara Indonesia yang aman, damai, adil, dan sejahtera.

"Jihad yang paling utama adalah memperjuangkan agar masyarakat beriman kepada Allah dan melindungi seluruh warga negara yang baik dengan kesejahteraan makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kesehatan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement