REPUBLIKA.CO.ID, Dalam survei yang dilakukan kelompok lintas agama yang bermarkas di Inggis, Faith Matters mengungkapkan Eropa menghadapi gelombang besar mualaf beberapa tahun belakangan ini. Kehidupan yang bertentang nilai alamiah seperti materialisme menjadi salah satu faktor banyaknya masyarakat Eropa memeluk Islam.
Kementerian Dalam Negeri Perancis pada 2013 mencatat 100 ribu Muslim di Perancis merupakan mualaf. Jumlah ini dua kali lebih banyak dari jumlah mualaf yang hanya 50 orang pada 1986. Dua per tiga mualaf di Eropa pun merupakan perempuan yang perlahan mengubah gaya berpakainnya menjadi lebih tertutup.
Di balik prestasi Islam yang gegap gempita, sejumlah mualaf ikut serta ambil peran di dalamnya. Laman lostislamichistory.com memuat beberapa mualaf yang menorehkan tinta emas dalam sejarah dunia.
[1] Keluarga Barmakid (600an M-900an M)
Keluarga Barmakid merupakan penganut Buddha yang berperan penting dalam menjalankan administrasi kota Balkh (kini Afghanistan). Mereka memeluk Islam saat Dinasti Umayyah menaklukkan wilayah itu sekitar pertengah 600 M.
Setelah Revolusi Abbasiyah pada 750 M, keluarga Barmakid makin dikenal atas kepiawaiannya sebagai pengelola administrasi pemerintahan. Pengalaman yang mereka kumpulkan semasa berada di bawah kekuasaan Imperium Persia dan diabaikan Dinasti Abbasiyah, berguna dalam menjalanakan birokrasi.
Kelurga ini membawa pengaruh besar pada masa kekuasaan Islam di akhir abad ke-8. Yahya ibn Khalid al-Barmaki merupakan guru sekaligus pembimbing Harun al-Rashid muda. Di bawah kepemimpinan Harus al-Rashid lah Dinasti Abbasiyah berada di masa emas dengan pertumbuhan ekonomi, kedamaian, ilmu pengetahuan, dan infrastruktur yang menyamai kejayaan Romawi kuno.
[2] Berke Khan (tidak diketahui-1266 M)
Berke Khan merupakan cucu sang penakluk dari Mongol, Genghis Khan. Berke merupakan tokoh penting bagi Mongol di pertengahan 1200 M. Sama seperti kebanyakan Mongol lainnya, Berke adalah seorang pagan.
Ia merupakan pemimpin tentara Mongol, Golden Horde, yang dikirim untuk menaklukan wilayah Pegunungan Utara Caucasus dan Eropa Timur yang kala itu dikuasai Kipchak Turk. Pasukan yang dipimpinannya bahkan sudah merambah hingga Hongaria.
Berke berkenalan dengan Islam di Bukhara dalam perjalan kembali ke Mongol. Di sana, ia menjadi petinggi Mongol pertama yang menjadi Muslim. Meski sempat menimbulkan ketegangan, jejak Berke lalu diikuti banyak anggota pasukannya.
Mendengar serangan atas Baghdad oleh sepupunya, Hulagu Khan, pada 1258 M, Berke berjanji untuk menghentikan Hulagu yang telah menghabisi banyak nyawa Muslim tak berdosa. Bekerja sama dengan Kesultanan Mamluk di Mesir, Berke berhasil menghentikan pasukan Hulagu dan mempertahankan wilayah Mesir, Syria, da Hijaz dari serangan Hulagu.