Senin 19 May 2014 06:00 WIB

Doa Bersama untuk Gadis Korban Penculikan

Rep: Rini Febriani/ Red: Chairul Akhmad
Seorang siswi yang berhasil lolos dari penyergapan milisi Boko Haram mengidentifikasi teman sekolahnya dalam sebuah video yang diputar di kantor pemerintah di Maiduguri, Borno, Kamis (15/5).
Foto: Reuters/Stringer/ca
Seorang siswi yang berhasil lolos dari penyergapan milisi Boko Haram mengidentifikasi teman sekolahnya dalam sebuah video yang diputar di kantor pemerintah di Maiduguri, Borno, Kamis (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, GLASGOW – Ratusan Muslim Skotlandia menggelar doa bersama di sejumlah masjid untuk para gadis yang menjadi korban penculikan kelompok militan Boko Haram.

Menurut mereka, aksi Boko Haram itu bertentangan dengan ajaran Islam. “Saya menyambut acara ini sebagai solidaritas untuk keluarga siswi yang diculik di Nigeria," ujar Humza Yousaf, salah seorang tokoh Muslim Skotlandia, Sabtu (17/5).

Yousaf juga mengajak jamaah untuk membantu keluarga korban penculikan dengan cara apa pun yang mereka mampu.

Sekitar 300 siswi diculik oleh milisi Boko Haram saat berada di sekolah di daerah Chibok, Provinsi Borno pertengahan April lalu. Penculikan itu dikecam oleh para pemimpin dunia dan organisasi-organisasi Islam.

Pemimpin Boko Haram mengancam akan menjual mereka sebagai budak. Namun, awal pekan lalu, Boko Haram berjanji akan membebaskan gadis-gadis itu dalam pertukaran untuk kebebasan anggotanya yang dipenjara pemerintah Nigeria.

Menggunakan ajaran Islam sebagai pembenaran untuk mengancam serta menjual gadis-gadis dalam perbudakan, memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Para ulama juga menegaskan bahwa aksi Boko Haram tidak ada hubungannya dengan agama Islam.

"Komunitas Muslim tidak hanya terkejut dan muak dengan tindakan aneh ini, tetapi juga marah.  Para ekstremis menyalahgunakan nama Islam," tandas Yousaf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement