REPUBLIKA.CO.ID, Doa bagi senjata bagi orang beriman. Doa juga merupakan intisari ibadah. Saat segenap upaya telah kita maksimalkan, kala kondisi semakin menghimpit, doa menjadi kekuatan. Ketika kepasrahan total lewat munajat kepada Allah SWT hadir, saat itulah kita sedang menunjukkan diri sebagai makhluk yang sangat lemah.
Rektor Institut Ilmu Qur'an (IIQ) Prof Dr Akhsin Sakho mengatakan inti sari ibadah dan membutuhkan kekuatan Allah SWT adalah makna doa. "Doalah yang dapat merubah qada dan qadar yang bersifat mualaq,” ujar dia.
Akhsin mencontohkan sesorang yang divonis berumur pendek, karena terus memanjatkan doa dengan sungguh-sungguh bisa mendapatkan umur panjang. Namun begitu semua ketetapan tetap dikembalikan kepada Allah SWT.
Tugas manusia hanya berikhtiar mendapatkan hasil dan menyempurnakan dengan doa."Keduanya harus berjalan dengan seimbang dilakukan oleh umat Muslim," ujarnya.
Doa telah ada sejak zaman Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW. Setiap nabi memiliki doa yang berbeda-beda. Doa-doa para nabi jelas tertulis dalam Alquran dan dapat diamalkan oleh umat Muslim.“Doa para nabi memiliki keampuhan luar biasa karena selalu dikabulkan oleh Allah SWT,” kata dia.
Seperti doa Nabi Adam yang memohon untuk diampuni dosa-dosanya, doa nabi Nuh yang memohon untuk mengazab umatnya yang kafir, doa Nabi Musa untuk memiskinkan Firaun, doa Nabi Ibrahim yang meminta keturunan saleh dan doa-doa Nabi Muhammad SAW saat Perang Badar.