REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ferry Kisihandi
Cona memikat hati dua pengusaha asal Asia. Oman Rana dan Armi Ahmed memakai nama kota di pinggiran Venice, Italia itu untuk merek restorannya, Cona Italian. Sudah dua tahun restoran ini berdiri, menyajikan makanan khas Italia yang halal bagi para pelanggannya.
Mereka menghadirkan Cona Italian di East Parade, Bradford, Inggris. Sebuah lokasi yang dikenal dengan Little Germany. Para staf direkrut dari warga lokal. Dapur restoran ini dipimpin seorang chef berpengalaman bernama Gavin Jackson.
‘’Semua daging yang kami gunakan halal. Ini konsep yang unik dan satu-satunya di Inggris,’’ kata Ahmed seperti dikutip The Telegraph and Argus, Rabu (14/5). Menurut alumnus Universitas Bradford itu, pendirian Cona Italian bukannya tanpa tujuan sama sekali.
Rana dan Ahmed membidik kalangan profesional muda Muslim di Bradford, yang jumlahnya kini semakin bertambah. Mereka kesulitan menemukan restoran halal yang sesuai keyakinan agamanya. Di restoran biasa, mereka tak memiliki banyak pilihan menu.
Cona Italian merupakan sebuah alternatif. Tak hanya untuk profesional Muslim tetapi juga pelanggan non-Muslim pun. Saat makan siang, misalnya, sandwich merupakan salah satu menu favorit untuk karyawan kantor-kantor lokal yang mencapi 1.000 orang.
Menurut Ahmed, pelanggan keluarga juga menjadi target.‘’Kami ingin memiliki pelanggan yang beragam,’’ katanya. Apalagi restoran ini terletak di lokasi strategis karena selain di kelilingi kantor, juga berdekatan dengan pusat perbelanjaan.
Menurut Ahmed, lokasi restorannya juga dekat dengan pusat kota yang menghadirkan potensi besar regenerasi. Banyak orang tinggal dan bekerja di tempat tersebut. Ia menambahkan selama ini tak tertarik mendirikan restoran seperti yang sudah banyak berdiri.
Sebut saja, kata Ahmed, restoran India yang telah menjamur di Bradford. Cona Italian, memiliki kapasitas 40 kursi dan bisa dipesan untuk acara tertentu. Saat ini, Inggris dihuni oleh hampir 2,7 juta Muslim yang menjadi minoritas.
Restoran-restoran di Inggris sekarang semakin tertarik menawarkan produk berbahan daging halal. Demikian pula dengan jaringan pasar swalayan utama di negeri itu. Menurut laman berita Onislam, secara global, makanan halal dikonsumsi oleh 1,5 miliar Muslim.
Di sisi lain, terdapat 500 juta non-Muslim yang juga mengonsumsi makanan halal . Industri halal yang memenuhi kebutuhan makanan bagi warga dunia sebanyak itu nilainya diperkirakan hampir menembus 2 miliar dolar AS.