Kamis 15 May 2014 13:53 WIB

Kromoterapi Warisan Kedokteran Islam (4)

Proses kromoterapi (ilustrasi).
Foto: Aylinyabanoglu1.blogcu.com
Proses kromoterapi (ilustrasi).

Oleh: Desy Susilawati

Dengan memperkenalkan warna yang sesuai, penyakit ini dapat diperbaiki. Ketujuh chakra tersebut adalah, pertama, warna merah, terletak di bagian bawah tulang belakang.

Warna ini digunakan untuk merangsang tubuh dan pikiran serta meningkatkan sirkulasi.

Kedua, warna orange, terletak di daerah panggul. Digunakan untuk menyembuhkan paru-paru dan untuk meningkatkan energi. Ketiga, warna kuning, terletak pada solar kekusutan. Digunakan untuk mendorong urat dan membersihkan tubuh.

Keempat, warna hijau, terletak di jantung. Kelima, warna biru, terletak di tenggorokan. Digunakan untuk meng obati penyakit dan meringankan rasa sakit. Keenam, warna indigo, yakni di bagian rendah pada dahi. Digunakan untuk meringankan masalah kulit.

Ketujuh, warna violet, terletak di atas kepala Meskipun kromoterapi telah dibuktikan manfaatnya oleh Ibnu Sina dan tradisi India, namun tidak membuatnya bebas dari kritik.

Beberapa kritikus kromoterapi melontarkan pandangan bahwa ilmu kedokteran ini adalah palsu belaka. Mereka juga menuturkan belum ada bukti bahwa warna adalah unsur kunci dalam proses penyembuhan bagi si sakit.

Ibnu Sina

Bapak Pengobatan Modern, begitulah sebagian orang menjulukinya. Ibnu Sina yang di dunia Barat dikenal dengan nama Avicenna, disebut-sebut sebagai dokter Muslim pertama yang menerapkan kromoterapi dalam pengobatannya. Hal tersebut dicantumkan dalam karyanya Al-Qanun fi At-Thibb (The Canon of Medicine).

Dia mempelajari kedokteran sejak usia 16 tahun. Bahkan memperoleh predikat se bagai seorang fisikawan pada usia 18.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement