REPUBLIKA.CO.ID, Peradaban Mesir tumbuh dan berkembang secara mandiri tanpa pengaruh dari peradaban lain. Demikian juga peradaban Cina, India, Persia, dan Yunani Romawi.
Ini berbeda dengan peradaban Islam yang lahir sebagai ahli waris peradaban-peradaban sebelumnya.
Dalam pengamatan Howard R Turner dalam bukunya Sains Islam yang Mengagumkan, umat Islam menerima warisan berharga dari budaya-budaya Asia, Yunani, Romawi, Bizantium, dan Afrika.
Sebagian warisan budaya bangsa-bangsa terdahulu itu diterima apa adanya dan sebagian lain diubah.
Islam penerus peradaban lama
Keterbukaan Islam itu menghasilkan khazanah keilmuan dan kebudayaan yang melimpah. Mulai bidang seni, sastra, filsafat, dan ilmu pengetahuan berkembang sangat baik dalam naungan Islam.
Menurut Turner, apa yang diwarisi oleh umat Muslim dapat ditelusuri ke masa Yunani kuno. Bahkan, konsep-konsep ilmu pengetahuan yang berkembang diperoleh dari Babilonia dan Mesir Kuno.
Di bidang seni musik, umat Islam meneruskan teori-teori musik dari Bizantium dan Persia. Literatur lengkap yang berkaitan dengan musik Arab mulai dikembangkan pada abad ke-8 oleh para sarjana dan spesialis Muslim. Pada masa itu, muncul nama yang sangat terkenal, yaitu al-Mawsili.
Selain bidang seni musik, sejak abad ke-9, para ilmuwan Muslim secara serius mengkaji warisan pemikiran ilmiah dan filsafat dari peradaban-peradaban terdahulu melalui kegiatan penerjemahan ke dalam bahasa Arab.