REPUBLIKA.CO.ID,
MERS diyakini tak akan mengurangi minat masyarakat Indonesia untuk berhaji atau umrah.
JAKARTA-- Mewabahnya virus korona middle east respiratory syndrome (MERS) di Arab Saudi harus diwaspadai para jamaah umrah dan haji Indonesia. Jamaah diimbau untuk bersikap hati-hati selama berada di Tanah Suci.
Imbauan tersebut disampaikan Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kurdi Musthofa saat dihubungi Republika, Selasa (29/4).
Ia mengatakan, selama ini jamaah umrah dan haji Indonesia selalu diimunisasi sebelum berangkat ke Tanah Suci. Namun, ia mengakui, virus korona MERS ini memang jenis baru.
''Saya akan segera cek apakah sudah ada program imunisasi untuk jenis penyakit baru ini. Setahu saya, untuk penyakit sejenis gangguan pernapasan akut, memang sudah dari dulu ada program imunisasi," ujar Kurdi.
Meski di Arab Saudi virus MERS telah merenggut lebih dari 100 nyawa, ia yakin hal itu tidak akan berdampak signifikan terhadap minat umat Islam di Indonesia untuk menunaikan ibadah haji dan umrah. ''Terutama, umrah karena peminatnya banyak sekali.''
Pada umumnya, sambung Kurdi, jamaah haji dan umrah Indonesia sudah siap menghadapi berbagai kemungkinan yang akan dihadapi selama berada di Tanah Suci, termasuk wabah virus MERS ini.
Hingga Senin (28/4), korban virus korona MERS di Arab Saudi dilaporkan mencapai 102 orang. Pada hari itu, Pemerintah Saudi mengumumkan, ada delapan orang meninggal lagi di Riyadh akibat virus yang ditemukan pada 2012 ini.
''Saudi menghadapi peningkatan kasus sama seperti tahun lalu, yaitu saat akhir musim dingin,'' kata Asisten Sekretaris Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Saudi Abdullah al-Asiri kepada Saudi Press Agency.
Untuk kawasan Timur Tengah, Saudi adalah negara dengan kasus MERS paling banyak. Bulan ini saja, total korban yang meninggal mencapai 39 orang.
Kemenkes Saudi menyatakan, jumlah kasus infeksi MERS di negara ini mencapai 339 dengan 143 kasus baru yang muncul sejak awal April 2014.
Atas lonjakan pasien MERS, Pemerintah Saudi sudah menjadikan tiga rumah sakit di Riyadh, Jeddah, dan Dammam sebagai pusat penanganan infeksi virus MERS. Tiga rumah sakit itu masing-masing bisa mengakomodasi 146 pasien dalam perawatan intensif.
Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) H Rinto Lila menegaskan, mewabahnya virus korona MERS di Arab Saudi tidak membuat jamaah haji dan umrah Indonesia takut.
"Hingga saat ini, tidak ada jamaah haji dan umrah yang membatalkan keberangkatannya ke Arab Saudi hanya gara-gara wabah MERS," ungkap Rinto kepada Republika, Selasa.
Pergi ke Tanah Suci untuk menunaikan haji atau umrah, tutur Rinto, merupakan panggilan Allah SWT. Karena itu, tidak ada jamaah yang membatalkan rencana keberangkatannya ke Arab Saudi karena takut tertular MERS. ''Kalaupun wafat di Tanah Suci, itu artinya mati syahid, jadi tidak ada jamaah yang mundur.''
Apalagi, Rinto melanjutkan, hingga saat ini AMPHURI belum mendapatkan laporan mengenai jamaah umrah asal Indonesia yang tertular virus ini. ''Terlebih, hingga wafat akibat penyakit itu, belum ada.''
Rinto mengakui, sejauh ini belum ada imunisasi khusus kepada para jamaah untuk menangkal keganasan virus korona MERS. Penyakit ini, kata dia, hampir sama dengan infeksi saluran pernapasan yang pernah mewabah sebelumnya, seperti flu Hong kong dan flu burung.
"Saat ini, pemerintah baru sebatas mengimbau agar jamaah asal Indonesia untuk rajin cuci tangan, bersih-bersih, dan pakai masker untuk menghindari penularan virus MERS.''