Ahad 04 May 2014 18:54 WIB

Menjadikan Masjid Sebagai Tempat yang Asyik Bagi Remaja (2-habis)

Rep: c78/ Red: Damanhuri Zuhri
Masjid Al Azhar
Foto: Republika/Bambang Banguntopo
Masjid Al Azhar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ragam kegiatan pun ditawarkan. Mulai belajar mengaji, hingga kegiatan ekstra semacam olahraga bulu tangkis dan futsal.

''Kita juga mengadakan pelatihan seni bela diri, YISC Creative, Nagham Quran, dan Arabic class,'' Kata Divisi Humas YISC Humas Ika Tri Wahyuni.

Seluruh kegiatan tersebut, lanjut Ika, ditujukan untuk menarik perhatian kalangan muda agar merapat ke Masjid.

Ika menilai, antusiasme remaja yang tinggal di sekitar Masjid Al Azhar untuk bergabung menjadi anggota YISC cukup tinggi.

Enam bulan yang lalu, pihaknya menerima anggota baru sebanyak 500 orang. Pada setiap pendaftaran anggota baru, rata-rata jumlahnya tak kurang dari 300 orang.

Sebagian besar mereka berasal dari kalangan pekerja profesional muda dengan batas usia antara 18 hingga 23 tahun.

Meski begitu, proses perekrutan remaja bukan tanpa kendala. Sebagaimana iman, partisipasi remaja dalam berkegiatan di masjid juga naik turun, tuturnya. Maksudnya, semua bergantung dari niat masing-masing remaja untuk terlibat dalam kegiatan masjid.

Menurut Ika, ada beragam faktor yang membuat anak muda merapat ke masjid, mulai benar-benar berniat belajar agama, cari teman, cari jodoh, bahkan hanya untuk mengisi waktu luang saja.

Tapi, dilihat dari faktor absennya peserta dari kegiatan, kebanyakan karena mereka sudah bekerja. Jadi, kadang waktunya harus dikondisikan dengan kegiatan pribadi, terangnya.

YISC Al Azhar menawarkan komunitas belajar yang menyuguhkan ilmu Islam. ''Kami juga punya metode yang berbeda dari komunitas yang lain, yakni belajar Alquran dengan metode Bilqis,'' lanjut Ika.

Kalangan pemuda yang besar energi rasa ingin tahunya juga diobati dahaganya dengan ragam kajian sosial yang memicu sikap kritis dalam menghadapi berbagai persoalan terkini.

YISC Al Azhar ingin mengarahkan pemuda Muslim agar sadar pentingnya ilmu, bukan hanya ilmu dunia, melainkan juga agama. Weekend produktif dengan belajar mengaji juga berorganisasi, tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement