Ahad 04 May 2014 15:21 WIB

Menghafal Alquran Hanya Butuh 40 Hari

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
 Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) mengikuti lomba hafalan Alquran surat pendek tingkat SD/Diniyah dalam lomba kemampuan keagamaan dan seni di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (9/1).    (Republika/Agung Supriyanto)
Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) mengikuti lomba hafalan Alquran surat pendek tingkat SD/Diniyah dalam lomba kemampuan keagamaan dan seni di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (9/1). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Metode menghafal 30 juz ayat dalam Alquran saat ini sudah dikembangkan hingga bisa dilakukan dalam waktu relatif singkat. Dengan niat yang kuat, seluruh ayat Alquran bisa dihafal dalam 40 hari.

Metode menghafal Alquran dalam 40 hari telah dikembangkan di Sudan. Ulama asal Sudan, Syaikh Karamallah Abdallah bin Asy-Syaikh Bin Abdallah mengatakan, metode menghafal Alquran biasanya dilakukan bersama ratusan orang pada usia dini atau anak-anak. 

Secara umum, menghafal Alquran di Sudan dilakukan bersamaan dengan latihan menulis. "Metode tradisional di Sudan dilakukan santri dengan belajar dari pagi sampai malam," ujarnya dalam seminar akbar Metode 40 Hari Menghafal Alquran di Yogyakarta, Ahad (4/5).  

Mereka yang menghafal Alquran di Sudan sudah mulai belajar sejak dua jam sebelum subuh. Waktu tersebut merupakan saat paling baik dalam belajar menghafal. Mereka menghafal hingga waktu subuh pada 05.30 waktu setempat.

Setelah subuh, santri menuliskan ayat-ayat yang mereka hafalkan dengan diketahui syeikh/ustaz setempat. Masing-masing santri menuliskan ayat sesuai kemampuan hafalan. Sembari menghafal, mereka juga belajar bagaimana menulis Alquran dari subuh sampai terbit matahari. 

Kegiatan menghafal dilanjutkan kembali setelah istirahat minum teh sampai pukul 11.00 waktu setempat. Santri mendapatkan istirahat untuk makan dan tidur dari jam 11.00-13.00 waktu setempat. 

Antara waktu dzuhur-ashar, santri kembali memperbaiki bacaan selama dua jam. Kegiatan itu diulang pada waktu antara Maghrib-Isya.

Dalam metode menghafal tradisional Sudan, santri tidak boleh menghafal kurang dari tujuh juz sehari. Para santri yang sudah lancar bisa menghafal di hadapan syeikh dalam waktu 7-10 menit untuk 1 juz. Mereka menghafal di hadapan ustad hingga 350 kali untuk 30 juz. Hal itu dinilai membuat hafalan santri menjadi sangat kuat. 

Dengan metode tradisional tersebut, ternyata banyak orang yang tidak bisa meluangkan waktu lama untuk menghafal Alquran secara intensif. Dari situ muncul metode 40 hari menghafal Alquran. Dengan metode tersebut, santri menghafal sendiri dalam 30 hari dan 10 hari untuk menghafal di hadapan ustad. 

Untuk menghafal Alquran dalam 40 hari, santri harus sudah dapat membaca Alquran secara lancar. Santri akan lebih mudah menerapkan metode jika pernah menghafal Alquran meski pun baru sedikit ayat. 

Santri mulai menghafal Alquran sebelum subuh sampai maghrib. Setiap tujuh santri akan didampingi satu ustad. Di Sudan, metode tersebut sudah dipraktikkan empat ulama terkemuka. Di Indonesia, metode 40 hari menghafal Alquran pertama kali dipratikkan di Makassar pada 2013.

Direktur Pelaksana Alquran Memorization Training, Faizal Abdillah Shahib mengungkapkan, angkatan pertama penghafal Alquran di Makassar dalam waktu 40 hari dibentuk pada April 2013 dan berlanjut pada September 2013. Dari angkatan tersebut, sudah dihasilkan lebih dari 15 orang penghafal Alquran. 

Metode menghafal Alquran 40 hari dinilai alumni penghafal Alquran yang belajar di Sudan tersebut bukan hal baru. Metode telah dikembangkan bukan hanya di Sudan, tetapi juga di Swiss, Australia, dan Arab Saudi. "Di Indonesia pertama kali di Makassar dan menghafal alquran dalam waktu secepat itu bisa dilakukan," ujarnya.

Metode menghafal atau daurah 40 hari dilaksanakan dengan sistem karantina. Setiap peserta akan dinilai hafalannya di hadapan muhaffidz. Faizal mengatakan, syarat utama untuk mengikuti metode tersebut adalah niat kuat yang akan membantu bertahan dalam proses menghafal alquran. Dia mengakui banyak peserta yang melarikan diri sebelum berhasil menghafal karena kurangnya niat. 

Dengan metode menghafal 40 hari, santri memiliki target hafal satu juz dalam satu jam. Santri harus menggunakan semua indera dan fokus selama menghafal. Santri pun dituntut mengubah kebiasaan lama seperti banyak tidur dan makan. 

Selama karantina, santri akan berkompetisi secara sehat yang mendorong untuk terus menghafal. Dengan metode menghafal tersebut, santri yang berusia 70 tahun pun berhasil menghafal 30 juz selama 40 hari. "Gunakan 40 hari sebaik mungkin dengan kerja keras dan kerja cerdas," ujar Faizal. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement