Oleh: Fuji Pratiwi
Sekolah Islam Terpadu (SIT) masih dinilai belum maksimal. Namun, jika dibandingkan dengan sekolah yang ada, SIT memiliki keunikan tersendiri.
Masyarakat pun sudah dapat membedakan keunggulan SIT dibanding sekolah lain. “Kekuatan kami, selain penguatan nilai Islam, juga mencoba mendekatkan kembali anak-anak dengan alam. Demikian pula, dengan seni budaya dan nilai kebangsaan,” ujar Ketua JIST Sukro Muhab.
Sekolah Islam terpadu, kata Sukro, juga ingin memperlihatkan bahwa anak didiknya berhasil menghafal Alquran sekaligus bisa menjuarai olimpiade. “Rankingnya baik, keterampilan seninya pun bagus. Jadi, yang awalnya hanya ingin menyelamatkan generasi, justru bisa lebih,” ujarnya.
Banyak orang tua karena kesibukan mereka, akhirnya menyerahkan anak-anaknya ke sekolah yang memberikan ilmu agama dan umum. JSIT pun mengembangkan kerja sama antara sekolah dan orang tua. Komite sekolah benar-benar diperankan sebagai mitra positif untuk mengembangkan sekolah.
Orang tua juga diberi penjelasan tentang orientasi SIT. Di sisi lain, jika ada orang tua yang mempunyai keahlian, ia akan dilibatkan dalam kegiatan sekolah. Sehingga, kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya semakin tinggi.
Walau SIT memiliki variasi, seperti sekolah alam atau sekolah asrama, JSIT memiliki konsep dalam standar mutu kekhasan sekolah Islam terpadu. Konsep ini diterjemahkan bervariasi oleh sekolah sesuai kearifan lokal setempat.
Walau demikian, konsepnya tetap sama. “Pendidikan harus adil dan bisa dinikmati semua. Anak-anak cerdas ataupun yang kurang tetap difasilitasi dengan nilai Islam dan muatan tambahan,” kata Sukro.