Jumat 02 May 2014 21:03 WIB

Kurikulum 2013 Refleksikan Sekolah Islam (2-habis)

Pembukaan acara milad JIST ke-10 di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: Republika/Prayogi
Pembukaan acara milad JIST ke-10 di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Oleh: Fuji Pratiwi

Perubahan mendasar dalam Kurikulum 2013 terdapat pada konsep, buku, proses pembelajaram, dan penilaian.

Dulu, tutur Musliar, tidak ada definisi kompetensi lulusan SD. Dalam Kurikulum 2013, mata pelajaran untuk siswa SD yang awalnya berjumlah 12 diringkas menjadi menjadi enam mata pelajaran saja.

''Dua belas mata pelajaran membuat anak fobia belajar. Tidak ada masa bermain selain Ahad,'' ungkap Musliar yang langsung disambut tepuk tangan ratusan peserta Milad JSIT dari seluruh Indonesia.

Standar mutu JSIT

Ketua JSIT Indonesia Sukro Muhab menyatakan, SIT yang tergabung dalam JSIT terbuka dengan semua model kurikulum. Menurutnya, JSIT memiliki standar mutu yang selalu mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran.

Menurut dia, kekhasan sekolah Islam terletak pada pelibatan nilai Islam dalam semua aktivitas di sekolah. ''Nilai Islam jadi bingkai, mulai dari pembelajaran hingga standar kompetensi lulusan,'' ungkap Sukro Muhab di sela-sela Milad ke-10 JSIT.

Sukro mengungkapkan, sebelum penerapan Kurikulum 2013 yang menekankan keseimbangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sekolah-sekolah Islam terpadu sudah lebih dulu menerapkan itu.

''Guru-guru sekolah Islam juga sudah tidak kaget dengan mekanisme pembelajaran, penilaian, dan laporan hasil belajar (rapor) yang memuat deskripsi perkembangan belajar para siswa.''

Standar mutu SIT, kata dia, juga sinkron dengan Kurikulum 2013. Sebab, siswa dibimbing untuk membangun sikap positif.

Di sekolah Islam, guru membangun sikap anak-anak dengan nilai Islam yang dijabarkan dalam semua pembelajaran, termasuk penguatan akidah. ''Jadi, guru apa pun, sejatinya mereka adalah guru agama,'' kata Sukro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement