Jumat 02 May 2014 20:00 WIB

Istiqlal, Lebih dari Sekadar Masjid Agung (1)

Rep: c78/ Red: Damanhuri Zuhri
Masjid Istiqlal, Jakarta.
Foto: IST
Masjid Istiqlal, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istiqlal. Itulah nama sarat makna yang disematkan pada sebuah masjid megah di jantung kota Jakarta. Tak hanya megah, tapi masjid ini pun dinyatakan sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara.

Masjid agung bergaya modern minimalis ini dibangun untuk memperingati kemerdekaan Indonesia. Karena itu, masjid tersebut kemudian diberi nama Istiqlal yang berarti kemerdekaan.

Peletakan batu pertama masjid tersebut dilakukan oleh presiden pertama Republik Indonesia, Ir Sukarno pada 24 Agustus 1961.

Karena kondisi politik, proyek pembangunan Istiqlal tak berjalan mulus. Meski tersendat-sendat, akhirnya pembangunan masjid ini selesai juga. Pada 22 Februari 1978 atau 17 tahun setelah peletakan batu pertama, Masjid Istiqlal diresmikan.

“Karena istiqlal merupakan masjid negara maka ia menjadi pusat pelaksanaan ibadah kenegaraan, misalnya pelaksanaan shalat Idul fitri dan Idul Adha,” kata Kepala Hubungan Masyarakat dan Protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah, kepada Republika, belum lama ini.

Masjid rancangan arsitek Frederich Silaban itu mengusung gaya arsitektur Islam modern.  Hal ini tampak dari konstruksi dan tampilan bangunannya, mulai dari lantai, dinding, hingga kubahnya.

Namun, bicara Masjid Istiqlal rasanya tak cukup hanya dengan mengagumi keelokan dan kemegahan bangunannya.

Ada hal lain yang juga patut diketahui banyak kalangan, yakni fungsi utama masjid tersebut sebagai sarana ibadah, dakwah, dan mencari ilmu.

Sejak lama, Istiqlal menjadi sarana umat untuk memperdalam ilmu keislaman. Boleh jadi, tak banyak orang tahu di dalam masjid ini terdapat madrasah, mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini hingga madrasah aliyah.

Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) Mubarok menjelaskan, Masjid Istiqlal secara umum memiliki tugas pokok, yakni memfasilitasi jamaah yang ingin menunaikan ibadah shalat fardhu beserta sunah rawatibnya.

Selain kegiatan tersebut, jelas Mubarok, diselenggarakan pula berbagai kegiatan lain, seperti kajian tafsir dan hadis yang diikuti dialog interaktif.

Untuk membantu jamaah yang ingin memperdalam ilmu keislaman, Masjid Istiqlal juga menyediakan perpustakaan. Perpustakaan Islam Istiqlal, demikian namanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement