Jumat 25 Apr 2014 13:42 WIB

Zakat dan Infak untuk Regenerasi Pertanian (1)

Seorang petani membajak sawah.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Seorang petani membajak sawah.

Oleh: Nur Azizah/Galishia Putry/Putri Eka Ayuni S*

Pertanian Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempunyai pengaruh besar pada pendapatan negara. Namun demikian, akibat kebijakan negara yang masih belum sepenuhnya propetani, mereka mengalami kesulitan hidup yang luar biasa.

Sebagian petani memilih untuk beralih profesi, sementara sebagian yang lain hanya sanggup bekerja di ladang milik tuan tanah. Bahkan sekitar 90 persen dari pendapatan petani berasal dari pekerjaan serabutan. Kehidupan mayoritas petani dapat dikatakan cukup memprihatinkan.

Sementara di sisi lain, Indonesia dengan sumber daya alam dan keadaan geografi yang kaya serta strategis, memiliki potensi besar dalam mengembangkan sektor pertanian yang tangguh.

Kementan melalui Rancangan Rencana Strategis Tahun 2010-2014, telah mencantumkan beberapa target utama dalam pembangunan pertanian, antara lain: pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; peningkatan diversifikasi pangan; peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor; serta peningkatan kesejahteraan petani.

Di sisi lain, sektor pertanian terus dihadapkan pada krisis pangan yang menyebabkan harga-harga akan mengalami kenaikan sebesar 75 persen. Saat ini, ketahanan pangan Indonesia masih menempati posisi terendah di ASEAN.

Tercapainya swasembada komoditas pangan utama seperti padi dan jagung pada kenyataannya belum menjamin kemampuan individu di tingkat rumah tangga untuk dapat memperoleh bahan pangan dengan jumlah yang cukup. Di butuhkan ketahanan pangan yang kuat, bukan sekedar swasembada, agar ketersediaan pangan dapat mencukupi kebutuhan semua masyarakat.

Hal tersebut disebabkan oleh laju konsumsi yang lebih tinggi daripada laju produksi pertanian khususnya tanaman pangan. Rendahnya laju produksi merupakan akibat dari permasalahan- permasalah sektor pertanian yang klasik dan belum dapat terselesaikan dengan tuntas sampai sekarang.

Menurut Kementerian Pertanian, permasalahan mendasar yang dihadapi sektor pertanian pada saat ini dan di masa yang akan datang antara lain: perubahan iklim global dan kerusakan lingkungan; ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, dan air yang terbatas; kepemilikan lahan yang sedikit dan konversi lahan; belum berjalannya diversifikasi pangan dengan baik; globalisasi pasar dan kebijakan pemerintah yang kurang mendukung; terbatasnya akses petani terhadap permodalan; permasalahan sumber daya manusia.

Melihat kondisi pertanian kita saat ini, menjadi hal yang wajar jika banyak pemuda Indonesia kurang berminat untuk berkecimpung di sektor pertanian.

*Mahasiswa S1 Ekonomi Syariah FEM IPB

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement