Kamis 24 Apr 2014 00:47 WIB

Abu al-Qasim al-Zahrawi Bapak Ilmu Bedah Modern (1)

Peralatan bedah saat operasi (Ilustrasi)
Foto: asianlivercentre.com.sg
Peralatan bedah saat operasi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah

Buah pikirnya menjadi acuan para peneliti dan akademisi kedokteran hingga saat ini.

Selama lebih dari delapan abad kejayaan Islam di dunia, berbagai akar ilmu pengetahuan modern telah dikembangkan ribuan ilmuwan Muslim dari berbagai dinasti dan wilayah taklukan. Salah satunya, ilmu kedokteran, khususnya dalam bidang pembedahan.

Di ranah ini tersebutlah satu nama yang sangat masyhur, yakni Abu al-Qasim al-Zahrawi. Dikenal di dunia Barat dengan nama Abulcasis, al-Zahrawi lahir di Madinatuz Zahra, kota berjarak 9,6 km dari Cordoba, Spanyol, pada 930 Masehi.

Kontribusi penting al-Zahrawi dalam ilmu bedah masih bisa dirasakan hingga saat ini. Hal itu pula yang membuat dia dijuluki Bapak Ilmu Bedah Modern.

Pada 2013,  masyarakat dunia, terutama para pakar dan pemerhati kedokteran Islam, memperingati satu milenium atau seribu tahun wafatnya dokter terkemuka pada masa Khalifah al-Hakim II di Andalusia itu.

Sejarah mencatat, al-Zahrawi wafat di Cordoba pada 1013. Sebagai bentuk penghargaan atas sumbangsih keilmuan al-Zahrawi, namanya diabadikan menjadi nama jalan di kota itu.

Calle Abulcasis, demikian nama jalan itu. Di jalan itu terdapat rumah nomor 6 yang terus dirawat, bahkan dilindungi oleh Badan Kepariwisataan Spanyol. Di rumah yang kini menjadi cagar budaya itulah al-Zahrawi pernah tinggal.

Kehebatan dan profesionalitas al-Zahrawi sebagai ahli bedah diakui para dokter di Eropa. "Prinsip-prinsip ilmu kedokteran yang diajarkan al-Zahrawi menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di Eropa," ujar Dr Campbell dalam History of Arab Medicine.

Sementara, ahli bedah Eropa yang hidup pada abad ke-15, Pietro Argallata, mengatakan, al-Zahrawi adalah bapak dari seluruh ahli bedah.

Beragam temuan dan pemikiran al-Zahrawi memengaruhi berbagai metode pembedahan modern selama beratus tahun setelahnya.

Al-Zahrawi merupakan keturunan Arab Anshar yang menetap di Spanyol. Di Kota Cordoba, dia menimba ilmu.

Di kota ini pula, ia mengajarkan ilmu kedokteran, mengobati masyarakat, serta mengembangkan ilmu bedah hingga wafat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement