REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama (Wamenag), Nasaruddin Umar, menyatakan Indonesia setiap tahunnya membutuhkan Alquran sebanyak dua juta. Kebutuhan yang demikian besar itu hingga kini belum juga dapat terpenuhi.
Tingkat kerusakan sebuah buku bergantung pada perawatan dan seringnya digunakan. Semakin sering dibaca, potensi sebuah buku akan rusak atau sobek akan semakin besar.
''Demikian halnya dengan Alquran,'' kata Nasaruddin Umar saat menerima perwakilan Komunitas One Day One Juz (ODOJ) di Jakarta, Rabu.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, wajar jika kebutuhan Alquran di Indonesia sangat besar. Setidaknya dibutuhkan tidak kurang dari dua juta Alquran dalam setiap tahunnya.
Tingkat kebutuhan Alquran di Indonesia belum terpenuhi. Dia mengatakan idak ada buku atau produk cetakan yang bisa mengimbangi jumlah pencetakan Alquran.
"Bahkan, di Amerika, best seller-nya adalah Alquran," katanya.