Kamis 10 Apr 2014 18:30 WIB

Piagam Sekuler Quebec Berakhir

Masjid Quebec
Foto: cbc.ca
Masjid Quebec

REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Komunitas Muslim Kanada menyambut gembira kekalahan Partai Quebecois dalam pemilu lokal. Mereka menantikan berakhirnya Piagan Sekuler yang meresahkan.

"Sekarang menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk membangun kembali suasana berkeadilan bagi seluruh warga Quebec," ucap Ihsaan Gardee, Direktur Eksekutif Nasional, Dewan Muslim Kanada (NCCM), seperti dilansir onislam.net, Kamis (10/4).

Dalam pemilu legislatif Quebec, Partai Quebecois hanya mendapatkan 25.4 suara, sementara Partai Liberal sukses meraih kemenangan dengan capaian 41.4 persen suara atau 70 kursi dari 125 kursi yang diperebutkan.

Dengan kekalahan itu, sangat sulit bagi Partai Quebecois untuk memaksakan piagam yang memecah belah masyarakat Kanada itu. Piagam yang disahkan September lalu, melarang pegawai negeri mengenakan simbol agama, termasuk jilbab dan turban. Simbol salib pun dilarang untuk dikenakan.

Ihsaan mengatakan kemenangan Partai Liberal merupakan awalan untuk menghidupkan kembali hubungan antara Islam dan Kanada. Hubungan yang sempat terputus karena aturan yang tidak mencerminkan keberagaman Kanda. "Kami bergarap isu komunitas Muslim akan menjadi perhatian pemerintah," kata dia.

The Premier, Menteri Utama Kanada terpilih , Phillipe Couillard , menyatakan akan menyatukan kembali masyarakat Quebec yang terpecah.

Tidak hanya umat Islam. Kekalahan telak dari Partai Quebecois disambut secara luas oleh World Organization of Sikh Kanada. Mereka mengatakan bahwa hasil pemilu Quebec menunjukkan ada warga Quebec yang berpikiran adil dan berbagi visi mereka tentang masyarakat yang inklusif.

"Hasilnya adalah penolakan terhadap politik pecah belah, " Mukhbir Singh, Wakil Presiden WSO Quebec.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement