Senin 07 Apr 2014 21:47 WIB

Memuliakan Para Guru (1)

Ilustrasi
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ilustrasi

Oleh: Erdy Nasrul/Susie Evidia Y      

Sikap tunduk murid kepada guru merupakan kemuliaan dan kehormatan baginya.

llmu amat tinggi kedudukannya di dalam Islam. Demikian pula mereka yang mengajarkan dan menyebarkannya.

Tak sedikit orang pandai, namun banyak yang lupa kepada guru yang sudah mengajarkannya, seolah-olah kepandaian dan kekayaan ilmunya menjadi dengan sendirinya tanpa sentuhan dan doa para guru.

“Islam sangat menganjurkan agar umatnya menghormati para ulama dan guru-guru mereka,” ujar Ketua Pelaksana Majlis Azzikra, Ustaz Abdul Syukur Yusuf.

Dia mengatakan, Syaikh az-Zarnuji dalam kitab Ta'lim Muta'allim menjelaskan bagaimana cara menghormati guru, di antaranya tidak boleh berjalan di depan gurunya, tidak duduk di tempat yang diduduki gurunya, bila di hadapan gurunya tidak memulai pembicaraan kecuali atas izinnya. “Ini hanya contoh, tidak mutlak seperti itu,” jelasnya.

Banyak cara menunjukkan kecintaan atau penghormatan kepada guru. Yang kerap dilakukan saat ini adalah mencium tangan guru. Ada juga murid yang mengekspresikan kecintaan kepada guru dengan diam. Namun, di dalam hatinya penuh kecintaan kepada guru.

Yang paling penting, menurutnya, adalah rendah diri. Murid harus berendah diri atau tawadhu. Ilmu tidak akan dapat diperoleh secara sempurna kecuali dengan diiringi sifat tawadhu murid terhadap gurunya.

Keridhaan guru terhadap murid akan membantu proses penyerapan ilmu. Tawadhu murid terhadap guru merupakan cermin ketinggian sifat mulia si murid. Sikap tunduk murid kepada guru merupakan kemuliaan dan kehormatan baginya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement