Senin 07 Apr 2014 21:02 WIB

Habib Sayid Idrus, Membendung Misionaris di Bumi Celebes (1)

Habib Sayid Idrus bin Salim al-Jufri atau  Guru Tua.
Foto: Blogspot.com
Habib Sayid Idrus bin Salim al-Jufri atau Guru Tua.

Oleh: Rosita Budi Suryaningsih

Habib Sayid Idrus adalah ulama besar yang punya andil besar dalam tegaknya dakwah Islam melalui pendidikan di kawasan timur Indonesia. Ia dikenal dengan sapaan “Guru Tua”.

Pemilik nama lengkap as-Sayed Idrus bin Salim bin Alwi bin Saqqaf bin Muhammad bin Idrus bin Salim bin Husain bin Abdillah bin Syaikhan bin Alwi bin Abdulah at-Tarisi bin Alwi al-Khawasah bin Abu Bakar al-Jufri al-Husain al-Hadhramy itu mendirikan Madrasah Alkhairaat pada 1930.

Kehadiran lembaga ini, bak oase di tengah gurun, menjadi penyejuk iman di tengah masyarakat yang terus dihadapkan pada kegiatan misionaris.

Ia lahir jauh dari Sulawesi, namun namanya harum di bumi Celebes ini. Pada 14 Sya'ban 1309 H atau 15 Maret 1881 M, ia lahir di sebuah kota bernama Taris, Hadramaut, di sebelah selatan Yaman.

Ia terlahir di lingkungan yang kental keislamannya. Keluarganya merupakan keluarga ulama terpandang, yang selalu baik, berilmu, beramal, bertakwa, dan lemah lembut. Garis keturunannya selalu menjadi ulama. Dan jika dirunut sanadnya, ia punya jalur keturunan dari Husain bin Fatimah az-Zahra, yaitu cucu Rasulullah SAW.

Ayahnya bernama Habib Salim, seorang ulama yang disegani, yang menjabat sebagai qadi dan mufti di negerinya. Begitu pula kakeknya, Habib Alwi bin Segaf Aljufri, pakar agama yang termasuk lima ahli fikih terkemuka di Hadramaut. Fatwa-fatwa sang kakek terekam dalam Bughyatul Mustarsyidin karya Sayyed Abdurrahman al-Masyhur.

Berada di keluarga ulama seperti ini, membuat Idrus kecil selalu mendapatkan pendidikan agama sepanjang waktu, dari ayahnya dan ulama-ulama besar lain di kawasan Hadramaut.

Otaknya yang cerdas membuat Habib Idrus cepat menguasai berbagai disiplin ilmu, seperti tafsir, hadis, tasawuf, fikih, tauhid, mantiq, sastra, gramatikal, falak, dan sejarah.  Bahkan, sepeninggal sang ayah, dalam usia yang masih belia, ia pun menggantikan posisi ayahnya sebagai kadi dan mufti di Taris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement