Sabtu 05 Apr 2014 11:01 WIB

Kiat Menahan Amarah (1)

Ilustrasi
Foto: Pickthebrain.com
Ilustrasi

Oleh: Hannan Putra

Marah merupakan sebuah fitrah bagi manusia. Tapi, mengendalikan marah adalah sikap manusia bijaksana.

Seorang yang marah akan menutup ruang berpikir. Hatinya pun akan tertutup dari kebenaran. Orang yang tengah marah tidak akan pernah tenang dan akhirnya membuat keputusan yang gegabah. Akhirnya, marah hanya akan menyisakan penyesalan.

Seorang yang marah juga akan mematikan sel-sel baik dalam tubuhnya. Inilah yang menyebabkan marah menjadi sumber penyakit. Tak heran, jika ada pemeo masyarakat yang mengatakan, "Orang pemarah akan cepat tua."

Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, seorang sahabat pernah meminta nasihat kepada Rasulullah SAW. “Berilah saya nasihat wahai Rasulullah,” ujarnya.

La taghdab (jangan engkau marah),” jawab Rasulullah singkat. Lelaki itu kembali mengulang pertanyaannya, tapi jawaban Rasulullah tetap saja sama baginya. (HR Bukhari).

Seperti dikisahkan dari Syahid Muthahari dalam Bist Guftar, laki-laki ini pun kembali ke kabilahnya. Secara kebetulan, baru saja ia sampai di kabilahnya, ia dihadapkan pada sebuah situasi bahwa kabilahnya akan menggelar perperangan dengan kabilah lain.

Awalnya, ia pun semapat tersulut emosi karena fanatik kepada kabilahnya. Ia pun bertekad untuk ikut bertempur karena ingin membela sukunya.

Tatkala semua perlengkapan perang siap, ia kembali teringat pesan Rasulullah SAW. Ia pun surut dari barisan perang tersebut dan meredam kembali amarahnya.

Ketika ia sudah mulai stabil, pintu hatinya pun terbuka. Ia bisa berpikir lebih jernih dan menilai permasalahan dengan baik. Akhirnya, ia mencoba untuk mengklarifikasi masalah tersebut dari kedua kubu yang akan berperang itu.

Akhirnya, solusi pun tercapai. Kedua kubu sepakat untuk berdamai dan terelakkanlah perperangan yang akan merenggut ratusan nyawa itu.

Begitulah seorang yang bijaksana dapat memadamkan kemarahannya dengan nurani dan akal sehat. Ibarat air yang sejuk memadamkan api yang tengah berkobar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement