Oleh: Rosita Budi Suryaningsih

Legenda Jaka Tingkir dan Arya Penangsang

Kesuksesan Jaka Tingkir membuat iri banyak kalangan. Salah satunya adalah cucu raja Demak pertama Raden Patah, yaitu Arya Penangsang. Menurutnya, dialah yang lebih pantas duduk di singgasana raja daripada Jaka Tingkir yang hanya menjadi menantu raja sebelumnya.

Arya Penangsang sendiri telah membunuh putra satu-satunya Sultan Trenggono, yaitu Sunan Prawoto.

Tujuannya agar nanti ketika Sultan Trenggono wafat, ia tak punya penerus dan takhta akan dibalikkan kepadanya yang masih punya darah dari Raden Patah. Arya Penangsang pun sebenarnya ingin menuntut balas kematian ayahnya, Raden Kikin, yang dibunuh oleh Sultan Trenggono.

Sebenarnya, Arya Penangsang telah diberikan kekuasaan untuk memimpin kadipaten Jipang. Namun, ia tak puas, apalagi mengetahui Demak dipimpin oleh seseorang yang tak punya garis keturunan dari pendiri Demak.

Berbagai cara pun ditempuh Arya Penangsang untuk membinasakan Jaka Tingkir. Namun, tak pernah ada yang berhasil meski ia telah dibantu oleh Panembahan Kudus sekalipun.

Justru Jaka Tingkir yang berhasil mengalahkannya dengan kejelian dan penyusunan strategi perang yang cerdas, serta bantuan dari saudara angkatnya, Ki Ageng Pamanahan, dan putranya, Dhanang Sutawijaya.

Jika berhasil memenangkan pertarungan dengan Arya Penangsang, Sutawijaya dijanjikan hadiah berupa alas mentaok, bumi pati, dan kedua putri Sunan Prawata. Benar saja, Sutawijaya bisa mengalahkan Arya Penangsang.

Hadiah pun diberikan. Sutawijaya kemudian membabat alas mentaok dan mendirikan sebuah kerajaan baru bernama Mataram. Kelak, kerajaannya ini menjadi lebih besar dan berbalik menaklukkan Pajang. Inilah yang membuat posisi Pajang sebagai cikal bakal Kerajaan Mataram.

Ikuti Whatsapp Channel Republika