Jumat 28 Mar 2014 13:57 WIB

Hajinya Sang Tukang Sepatu (2-habis)

Ilustrasi
Foto: AP Photo
Ilustrasi

Oleh: Rosita Budi Suryaningsih     

Sebelum niat itu terlaksana, suatu hari istri Muwaffaq mencium bau masakan dari rumah sebelah. Karena sedang hamil, ia merasa sangat menginginkan masakan yang dipikirnya pasti sangat lezat tersebut.

Muwaffaq pun pergi ke rumah tetangganya tersebut, dengan maksud meminta sedikit makanan yang baunya tercium oleh istrinya tersebut. Karena alasan istrinya sedang hamil, Muwaffaq pun yakin tetangganya pasti akan berbaik hati membagi makanan tersebut.

Saat memasuki rumah tetangganya itu, ia terkejut ternyata sang tetangga tak mau memberikan masakannya sedikit pun meski ia telah mengatakan bahwa yang menginginkannya adalah istrinya yang sedang hamil.

Tetangganya tersebut kemudian dengan lembut mengatakan alasan. “Aku sebenarnya tak mau membuka rahasiaku ini, sebenarnya rumah ini dihuni olehku dan anak-anak yatim yang telah tiga hari tak makan karena memang kami tak punya apa pun untuk dimakan,” ujarnya bercerita.

“Kemudian, aku pun keluar rumah untuk mencari apa pun yang bisa kami makan, hingga tiba-tiba saat berada di jalanan, aku menemukan bangkai kuda. Bangkai itulah yang aku potong kemudian aku bawa pulang dan kumasak hingga aromanya sampai tercium oleh istrimu. Maafkan aku, bagi kami masakan bangkai kuda ini halal karena memang tidak ada pilihan lain, tapi bagimu masakan ini haram untuk kau makan,” katanya menjelaskan.

Muwaffaq pun kemudian kembali ke rumah dan menjelaskan hal tersebut kepada istrinya. Ia kemudian mengambil uang 300 dirham simpanannya untuk diberikan kepada tetangganya tersebut agar bisa dibelanjakan bagi anak-anak yatim di sana. “Hajiku ada di pintu rumahku,” ujarnya.

Abdullah bin Mubarak pun tercengang mendengar kisah ini. Ia tak menyangka amal ibadah sang tukang sepatu itu sangat besar. Selama ini, ia menganggap bahwa ia yang kaya raya ini sangat dermawan, namun ternyata di hadapannya kini duduk orang yang jauh lebih dermawan dan tulus darinya.

Dalam surah al-Baqarah ayat 220 disebutkan, “Dan mereka bertanya kepadamu mengenai anak-anak yatim. Katakanlah, ‘Memperbaiki keadaan anak-anak yatim itu amat baik bagimu.”

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa meletakkan tangannya di atas kepala anak yatim dengan penuh kasih sayang maka untuk setiap helai rambut yang disentuhnya akan memperoleh satu pahala dan barang siapa berbuat baik terhadap anak yatim, ia akan bersamaku di Jannah.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement