REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah
Umat Islam sering menjadi korban prasangka karena dianggap bersikap radikal.
JAKARTA – Para imam masjid dituntut tetap memiliki pandangan Islam yang moderat. Kondisi ini akan membantu memberangus sikap-sikap radikal yang tak sesuai Islam. Dan kemudian melahirkan citra negatif bagi Muslim secara keseluruhan.
Ketua Umum Ikatan Persudaraan Imam Masjid (IPIM) Ali Mustafa Yaqub mengatakan peran imam sangat penting dalam membentuk perilaku dan sikap masyarakat. Mereka setiap hari memimpin para jamaah untuk menjalankan ibadah shalat.
Di sisi lain, kata Ali, para imam bisa secara langsung menyampaikan pandangan-pandangan kepada jamaah masjidnya itu.
Mereka bisa langsung berinteraksi tanpa ada halangan. ‘’Dalam konteks itulah, imam yang moderat dibutuhkan,’’ katanya, Kamis (27/3).
Islam moderat yang dianut para imam juga akan menolak paham-paham radikal yang kerap menggoda. Ini akan mencegah terjadinya benturan antarumat Islam sendiri atau dengan umat lainnya. Dari sini, kehidupan harmonis sesama Muslim dan antarumat terjaga.
Ali yang juga imam besar Masjid Istiqlal Jakarta itu mengatakan, upaya membuat imam berpandangan moderat idealnya berjalan terus.
Paling tidak itu dilakukan IPIM melalui workshop nasional moderasi Islam, yang melibatkan 100 imam dari seluruh Indonesia sejak Kamis malam.
Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Achmad Satori Ismail mengatakan imam dan dai seharusnya mampu memberikan pemahaman Islam moderat. Apalagi, sampai sekarang masih ada saja tuduhan terorisme kepada umat Islam.
Tak hanya itu, umat Islam sering menjadi korban prasangka. Misalnya, kata Satori, Muslim yang taat menjalankan agamanya dan mengenakan simbol-simbol Islam kerap dicurigai sebagai orang radikal. Banyak yang memahami, orang Islam akan radikal kalau menjalankan agamanya.
Sebaliknya, mereka menjadi moderat ketika mengabaikan tuntunan agamanya. Padahal yang terjadi tidak seperti itu. Umat Islam bisa sangat toleran dan moderat tanpa harus meninggalkan syariat yang tertulis dalam Alquran dan hadis.
Inilah menurut dia, yang perlu dipahami ulang oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia termasuk mereka yang selalu menuduh berbagai kelompok Islam sebagai radikal. Karena itu, gencarnya pemahaman moderat dari para imam dan dai menghapus citra buruk.
Sebab, melalui sikap dan perilakunya yang toleran, imam dan dai bisa mengajak jamaahnya untuk ikut menjalankan ajaran agama tanpa disertai kekerasan. ‘’Penting bagi imam dan dai mengetahui metode dakwah yang moderat," ujar Satori.
Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar meyakini imam masjid memiliki posisi penting. Mereka biasanya dapat mengambil hati para jamaahnya. Kalau para imam moderat tentu jamaah yang dipimpinnya pun ikut bersikap serupa.
Menurut dia, imam-imam yang moderat dapat mencegah terjadinya bencana sosial, berupa radikalisme di tengah masyarakat.