Oleh: Ani Nursalikah
Tekstil dan karpet menjadi komoditas utama di pasar internasional.
Kisah perdagangan Barat dengan Persia dalam industri tekstil dan karpet menguak cahaya terang mengenai sejarah dan gejolaknya yang menarik tentang Eropa.
Persaingan komersial dan politik ekspansi dagang Eropa berlangsung dalam periode 400 tahun, sekitar 1500 hingga 1900 Masehi.
Persaingan yang berlangsung ketat tersebut dapat diungkap melalui dokumen sejarah resmi, seperti surat perjanjian, keputusan kerajaan, dan kontrak. Atau, dari laporan yang lebih pribadi, misalnya laporan para pedagang yang melakukan perjalanan.
Dalam berbagai catatan tersebut, bisa dilihat tekstil dan karpet menjadi komoditas utama di pasar internasional. Mereka memainkan peran penting dalam pembentukan hubungan perdagangan bilateral, penciptaan jaringan perdagangan internasional, regularisasi pertukaran diplomatik, dan bahkan sesekali dalam konflik bersenjata.
Pada abad ke-16 dan 17, sutra mentah dan tenunan tekstil berkualitas tinggi menjadi komoditas komersial andalan Kerajaan Persia. Begitu juga dengan karpet mewah.
Setelah periode ketidakstabilan politik dan gangguan ekonomi di abad ke-18, yaitu persaingan dagang di Eropa, barang-barang impor dari Eropa mengganggu keseimbangan dagang dalam negeri Persia. Perlahan karpet menggantikan tekstil sebagai komoditas ekspor utama.
Investor Eropa mengatur produksi komersial karpet di Timur. Hal itu, khususnya untuk memperluas pasar ekspor di abad ke-19. Hingga saat ini, karpet Persia menjadi produk yang paling akrab bagi masyarakat Barat.
Tenunan karpet membentuk taman atau karangan bunga berwarna cerah membawa kehangatan dan keindahan di ruangan-ruangan warga Eropa dan Amerika. Karpet Persia juga biasa diberikan sebagai hadiah pernikahan berharga pada generasi kakek buyut kita.
Hingga sekarang, karpet masih dihargai karena warnanya, kecantikan, keahlian menenun, dan desain. Namun, kisah bagaimana karpet datang ke dunia Barat dimulai hampir setengah milenium sebelumnya.