Rabu 26 Mar 2014 14:41 WIB

KH Imam Jazuli: Potensi Pesantren Luar Biasa (2-habis)

Rep: Rosita Budi Suryaningsih/ Red: Chairul Akhmad
Suasana kegiatan santri di salah satu pondok pesantren.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Suasana kegiatan santri di salah satu pondok pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, Pesantren memiliki sejarah panjang di Indonesia. Lembaga pendidikan ini telah menciptakan ulama, kiai, intelektual, politisi, dan sebagainya. Bagaimana sebenarnya potensi pesantren?

Berikut lanjutan wawancara wartawan Republika Rosita Budi Suryaningsih dengan Wakil Ketua Pengurus Pusat Rabitah Ma'ahid Islamiyah (Asosiasi Pesantren se-Indonesia) KH Imam Jazuli Lc MA.

Bagaimanakah pendidikan moralitas tersebut diajarkan di pesantren?

Pesantren sadar bahwa tidak cukup hanya intelektualitas yang diperlukan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. Untuk itu, esensi dari akhlak, etika, perilaku, dan keislaman selalu diterapkan setiap harinya.

Bukan hanya dengan teori, para santri juga mempelajari akhlak ini dengan membiasakan diri untuk mempraktikkannya setiap hari. Misalnya, hormat pada orang tua, sopan santun, shalat berjamaah, dan praktek akhlak lainnya.

Apa yang dipelajari di pesantren langsung dipraktikkan sehingga bisa lebih mengena dan menjadi kebiasaan santri untuk berperilaku baik dan berbudi luhur. Setiap perilakunya dibina untuk menjadi lebih baik, sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Hal ini tentunya berbeda dengan sekolah umum di mana setelah belajar intelektualitas, para siswa pulang sekolah tidak terkontrol lagi. Ada yang justru berbuat tidak sesuai dengan akhlak bangsa, seperti tawuran, minum minuman keras, bahkan melakukan perbuatan asusila.

 

Ada anggapan bahwa lulusan pesantren itu ketinggalan zaman, tidak responsif pada kebutuhan masyarakat, benarkah itu?

Itu sama sekali tidak benar. Justru lulusan pesantren jauh lebih responsif pada masalah di masyarakat, dibandingkan lulusan sekolah umum. Karena, selama di pesantren, orang tersebut terlatih untuk menyelesaikan masalah dengan mandiri, tanpa bantuan orang lain. Berbeda dengan sekolah umum yang ketika punya masalah, langsung lari ke orang tua.

 

Bagaimana sikap pemerintah dalam membina pesantren? Apakah menurut Anda sudah optimal?

Sangat jauh dari kata optimal. Pesantren sebenarnya punya potensi yang luar biasa, namun sayang perhatian pemerintah masih sangat rendah. Padahal, tradisi pesantrenlah yang sangat ideal untuk menyelesaikan permasalahan bangsa yang terjadi sekarang ini, yaitu masalah moralitas.

Tengok saja para koruptor dan pejabat yang tidak malu untuk melakukan perbuatan dosa. Jika orang tersebut pada awalnya dididik dengan akhlak moralitas yang baik sejak kecil, bisa memperbaiki generasi ke depannya.

Saya pribadi sangat prihatin dengan keaadaan pesantren sekarang ini, yang seperti dianaktirikan oleh pemerintah. Lihat saja, pendidik di pondok pesantren tidak dipedulikan, padahal pendidik di sekolah formal mendapatkan banyak tunjangan dengan gaji besar ditambah sertifikasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement