REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Rencana Kementeian Urusan Agama Islam Yordania mempekerjakan 50 imam asal Mesir menuai protes. Ratusan imam Yordania mengancam akan mogok dakwah apabila rencana itu direalisasikan.
"Imam Yordania memiliki kemampuan yang dibutuhkan. Saat ini, tidak ada lagi ruang bagi imam negara lain, jadi buat apa," ungkap Dhiab Abu Seeni, ulama terkemuka Yordania, seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (18/3). Dhiab mengungkap seluruh imam di Yordania akan mengelar aksi mogok nasonal pada 31 Maret dan 7 April sebagai bentuk penolakan terhadap rencana tersebut.
Bulan lalu, kementeria berencana mempekerjakan 50 imam asal Mesir per tahunnya guna mengatasi kebutuhan akan imam. Pemerintah beranggapan Yordania membutuhkan 4.600 imam.
Namun, para imam di Yordania melihat rencana itu merupakan akal-akalan pemerintah. "Ini merupakan cara pemerintah menekan kami. Mereka ingin meratifikasi undang-undang untuk mengatur para imam," ucap dia.
Menteri Urusan Agama Islam Yordania Hayel Dawoud telah mengkritik ancaman mogok para imam dan mendesak mereka untuk melakukan dialog sebagai gantinya.