Oleh: Ani Nursalikah
Inovasi modern dalam sejarah pembuatan parfum memang milik bangsa Barat, tapi konsep budaya parfum ditemukan oleh Islam.
Nabi Muhammad pernah bersabda, “Mandi pada hari Jumat menjadi kewajiban bagi setiap laki-laki Muslim yang telah menginjak masa pubertas dan gunakanlah wangi-wangian jika tersedia.”
Barang mewah
Komoditas yang satu ini juga dianggap sebagai komoditas mewah yang hanya bisa didapatkan masyarakat kelas atas. Parfum yang berasal dari wewangian sari bunga itu bisa diproduksi secara lokal.
Ketersediaannya juga terjamin dan harganya menjadi lebih murah. Wewangian yang berasal dari musk, ambergris, dan kamper (kanfur) menjadi jenis-jenis parfum yang dianggap cukup berharga dan tersedia di pasaran bagi masyarakat Islam di abad pertengahan.
Aroma musk dianggap sebagai aroma parfum terbaik. Musk memiliki aroma manis yang berasal dari kalenjar sekresi rusa jantan musk (Moschus moschiferus L., Cervidae). Bersama dengan ambergris, musk sering kali diasosiasikan dengan penguasa atau kaum elite.
Ambergris berasal dari sekresi usus paus sperma yang ditemukan mengapung di laut. Ambergris mempunyai wangi yang serupa dengan musk, mudah terbakar dengan nyala yang terang, dan karena itu dihargai sama dengan musk. Sedangkan, kamper didapatkan dari resin tanaman kamper (Cinnamomum camphora dan Dryobalanops aromatica) yang didapatkan di Asia Timur dan Indonesia.
Berdasarkan pengamatan Marco Polo, kamper yang berasal dari Indonesia sama berharganya dengan emas. Pernyataan Marco Polo tersebut juga menggambarkan betapa pentingnya parfum dalam perekonomian abad pertengahan.
Literatur yang dibuat ketika dan mengenai peradaban Islam abad pertengahan menggambarkan status parfum sebagai hadiah yang cocok diberikan kepada kalangan kerajaan.
Kalangan istana pada periode Abbasiyah di abad ke-10 juga memberikan perhatian khusus pada parfum. Mereka memakai parfum di seluruh tubuh dan di lingkungan sekitar mereka dengan menggunakan dupa.
Beberapa jenis parfum dipilih berdasarkan jenis kelamin pemakainya dan atau jenis kelas sosial tertentu. Misalnya, wewangian yang dibuat dari musk yang berasal dari luwak (dalam bahasa Arab disebut zabad atau ghaliya) dipakai oleh anak-anak atau budak perempuan.
Musk dan parfum yang tidak berharga mahal ini digunakan untuk membersihkan tangan dan mulut sebelum dan sesudah menyantap makanan. Para tamu yang datang ke suatu pesta juga diusap dengan parfum untuk menyenangkan mereka.