Sabtu 15 Mar 2014 12:41 WIB

Mengenal Sejarah Seni Qiraat (1)

Membaca Alquran dengan qiraat (ilustrasi).
Foto: Antara/Saiful Bahri
Membaca Alquran dengan qiraat (ilustrasi).

Oleh: Rosita Budi Suryaningsih

Qiraat merupakan cara menjaga kemurnian Alquran.

Alquran adalah pegangan hidup bagi semua umat Muslim. Di dalamnya tersusun ayat-ayat suci yang berisikan tentang pedoman untuk meningkatkan iman.

Tak hanya suci, ayat-ayat Alquran pun sangat indah. Apalagi, jika dilantunkan dengan lagu yang tepat untuk lebih terdengar merdu. Inilah yang disebut seni qiraat.

Salah satu ahli qiraat Muammar ZA mengatakan, qiraat artinya adalah membaca dengan indah. "Karena, keindahan suara lantunan Alquran bisa memperindah Alquran yang sudah indah," ujarnya..

 

Secara etimologi, qiraah merupakan mashdar dari kata kerja yang berarti membaca. Bentuk jamaknya yaitu qiraat. Qiraat muncul sebagai bentuk pemeliharaan kemurnian Alquran. Yang pertama kali melakukan qiraat adalah Rasulullah SAW.

Bersama para sahabat, Rasulullah memelihara hafalan ayat-ayat suci Alquran dengan memperhatikan tafkhim (pensyahduan bacaan), tarqiq (pelembutan), imla (pengejaan), madd (panjang nada), qasr (pendek nada), tasydid (penebalan nada), dan takhfif (penipisan nada). Satu hal lagi yang menjadi perhatian adalah lajnah (dialek).

Muammar mengatakan, dari zaman Nabi, umat Muslim sudah diperintahkan untuk membaca Alquran dengan suara yang indah. "Di zaman Nabi, para sahabat suaranya bagus-bagus," ujarnya bercerita.

Alquran, menurutnya, adalah bahasa Arab yang tertinggi, tidak bisa dibandingkan atau diubah. Tapi, agar lebih indah lagi saat didengar, melagukannya dengan benar perlu dilakukan. Ada hadis yang mengatakan, "Hiasi Alquran dengan suaramu yang bagus".

Mangun Budiyanto dalam makalah yang ditulisnya “Qiraat dalam Alquran” menyatakan, asal usul munculnya macam-macam qiraat adalah karena adanya sekelompok orang, para sahabat Nabi, yang berbeda di zaman Rasul menekuni bacaan (qiraat) Alquran, mengajarkan, dan mempelajarinya.

Mereka selalu ingin mengetahui ayat-ayat yang diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad, kemudian menghafalkannya. Terkadang, mereka juga membacakan ayat-ayat itu di hadapan Rasulullah agar disimak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement