Jumat 14 Mar 2014 19:52 WIB

Misteri Gulungan Laut Mati (1)

Laut Mati.
Foto: Typepad.com
Laut Mati.

Oleh: Ani Nursalikah

Sekte Yahudi Essenes menyembunyikan gulungan-gulungan di gua dekat tempat persembunyian mereka sebelum melarikan diri.

Apalah arti sebuah nama? Kadang nama hanya memiliki sedikit arti, kadang juga bermakna segalanya. The White Mountains, misalnya, belum tentu seluruh wilayahnya berwarna putih. Pegunungan Rocky belum tentu juga berbatu. Dan, Laut Mati, meskipun tidak terlihat seperti mati, tidak diragukan lagi memang “mati”.

Laut Mati terletak di antara Yordania, Israel, dan Tepi Barat Palestina. Ia terbentuk akibat retakan di Lembah Sungai Yordania (Jordan Rift Valley). Danau yang terbentuk sekitar tiga juta tahun lalu ini juga dikenal dengan berbagai macam nama.

Perjanjian Lama menyebutnya “Sea of the Plains”. Sedangkan, orang Arab menyebutnya “Laut Lot”. Laut mati mempunyai panjang 48 mil atau sekitar 77 kilometer dan lebar antara lima hingga 16 kilometer. Dalamnya sekitar 400 meter.

Di bagian selatan danau oval ini dipagari oleh lembah bercadas Wadi Arabah yang luar biasa indah di Yordania. Lembah Yordania yang subur terlihat di utara. Sedangkan, di bagian barat dan timur dibatasi pegunungan Moab dan Yudea yang megah. Pada zaman prasejarah, luasnya mungkin jauh lebih besar.

Beberapa ahli percaya danau tersebut pernah memiliki luas antara 321 hingga 644 kilometer persegi. Airnya diperkirakan pernah mencapai tinggi 1.400 meter atau 100 meter lebih tinggi dari Laut Mediterania. Luasnya menyusut selama kemarau panjang yang diiikuti gempa luar biasa.

Pada 1947, terdapat penemuan arkeologi penting abad ke-20 di gua tersebut, yaitu Gulungan Laut Mati (Dead Sea Scrolls). Ada beberapa versi cerita mengenai gulungan tersebut. Kisah yang paling sering diceritakan adalah gulungan itu ditemukan oleh seorang gembala suku Badui.

Alkisah, seorang gembala bersama kawannya mencari kambingnya yang hilang hingga ke sebuah gua di atas tebing di barat laut Qumran. Di dalam gua, mereka menemukan beberapa guci dan gulungan. Mereka kemudian membawa gulungan tersebut ke Yerusalem. Seseorang di sana menyadari bahwa keduanya telah menemukan sesuatu yang berharga.

Penemuan mereka lantas memicu pencarian massal di sekitar wilayah Laut Mati. Hasilnya, ribuan fragmen dari gulungan yang sama berhasil ditemukan. Ada sebuah plakat tembaga yang digulung, tetapi sebagian besar gulungan yang ditemukan terbuat dari kulit dan papirus.

Kenyataan bahwa gulungan-gulungan itu hanya dibiarkan tergeletak di tanah dan bisa diselamatkan adalah suatu keajaiban. Jika bukan karena keadaan di gua yang sangat kering, mustahil gulungan itu masih bisa bertahan.

Penemuan paling penting dari gulungan itu adalah adanya dua salinan Kitab Yesaya. Salah satunya berisi salinan lengkap. Kedua salinan itu diperkirakan berumur seribu tahun lebih tua dari manuskrip Injil asli yang selama ini diketahui. Juga ditemukan uraian Kitab Habakuk, salinan wahyu dari Lameh.

Di situs lain ditemukan sejumlah teks yang tidak ada hubungannya dengan gulungan yang ditemukan di Qumran. Semua gulungan itu ditemukan pada 1951 di gua-gua Murabbat di Khirbet Mira. Khirbet Mira berada di utara Lembah Kidron dan 11 kilometer dari selatan Qumran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement