REPUBLIKA.CO.ID, KH Sobron menyatakan, tidak kurang dari 500 santri-santrinya memang dididik untuk menguasai ilmu Alquran.

Di antara nya, tilawah, penguasaan qiraat sab’ah, syarah, dan fahmil Quran. Hampir setiap tahun santri-santrinya selalu menjuarai MTQ berbagai tingkatan.

Santrinya pun pernah menjadi perwakil an Indonesia mengikuti MTQ tingkat inter nasional di Libya pada 2007. Setahun kemudian santrinya kembali menjuarai Musabaqah Syarhil Quran (MSQ) Tingkat Nasional XXII di Serang, Banten.

Pada 2012 santrinya menjuarai MHQ pada tingkat Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Riau. “Alhamdulillah, santri memang kami didik untuk menjadi penjaga Alquran,” jelas KH Sobron di Kompleks Pesantren Al Quraniyah.

Dia menyatakan, pesantren yang di ba ngunnya sudah melahirkan ratusan peng hafal Alquran. Setahun lalu tidak kurang dari 45 alumni sudah menghafal Alquran. Mereka juga menguasai makna dan kandungan yang tersirat dari setiap ayat.

Tahun ini pihaknya akan meluluskan sekitar 40 alumni penghafal Alquran. Mereka akan disebar ke seluruh Indonesia untuk mendakwahkan nilai-nilai Qurani di kampung halaman. KH Sobron menyatakan, menghafal Alquran adalah keutamaan sebaik-baiknya. “Kami berharap santri kami mendapatkan keutamaan dari Allah,” paparnya.

Keutamaan itu, di antaranya mendapat rida Allah. Alquran yang dihafalnya menjadi penolong (syafaat) sekaligus perisai hidup. “Nikmat mampu menghafal Alquran sama dengan nikmat kenabian,” jelasnya.

Penghafal Alquran akan mendapatkan kebaikan dan berkah. “Rasulullah sering mengutamakan yang hafalannya lebih banyak,” papar dia. Selain itu, para ahli Alquran adalah keluarga Allah yang berjalan di atas bumi. “Setiap huruf yang dihafal akan menjadi sepuluh kebaikan,” imbuhnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika