Rabu 12 Mar 2014 14:15 WIB

Status Hukum Umat Sebelum Islam Datang (1)

Ilustrasi
Foto: Mudrajad.com
Ilustrasi

Oleh: Nashih Nashrullah

Persoalan ini bukan prinsip agama yang berdampak pada status keimanan seseorang.

Pertanyaan ini cukup menggelitik. Tetapi, penting menemukan jawaban yang tepat. Di satu sisi, hadis riwayat Muslim menyebutkan, Rasulullah SAW sendiri menegaskan bahwa kedua orang tuanya, ada di neraka.

Pernyataan Rasul tersebut merespons pertanyaan perihal nasib kedua orang tua seorang sahabat. “Sesungguhnya, kedua orang tuamu dan orang tuaku ada di neraka,” sabda Rasul.

Tetapi, di sisi lain ada satu fakta bahwa kedua orang tua Nabi hidup pada masa kevakuman seorang nabi dan rasul. Pascameninggalnya Nabi Isa AS belum ada lagi sosok Rasul yang diutus untuk berdakwah dan membimbing segenap umat.

Karena itu, mereka yang berada pada periode kekosongan risalah itu dinyatakan selamat dan tidak mendapat siksa. “Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (QS al-Isra' [17]: 15).

Topik ini pun menuai pro dan kontra. Syekh Abdullah bin Baz berpandangan bahwa riwayat Muslim tersebut otentik dan valid. Tidak mungkin Rasul berdusta atas ucapannya sendiri (QS an-Najm 1-4).

Kedua orang tua Rasul akan diminta pertanggungjawaban. Apalagi, telah terjadi penyimpangan atas ketulusan agama Ibrahim AS. Ini berlangsung ketika Amr bin Luhay al-Awza'i melakukan penodaan agama Ibrahim. Selama menguasai Makkah, Amr mengajak para penduduknya untuk menyembah berhala.

Karena itu, kedua orang tua Rasul, menurut Syekh Abdullah bin Baz, termasuk golongan kufur. Ini merujuk pula pada hadis riwayat Muslim yang mengisahkan bahwa Allah SWT melarang Rasul mendoakan keselamatan keluarganya, tak terkecuali ayahandanya, Abdullah bin Abdul Muthalib, dan ibundanya, Aminah.  

Namun Lembaga Fatwa Mesir, Dar al-Ifta, menyanggah keras pernyataan Syekh Abdullah bin Baz tersebut. Menurut lembaga yang pernah dipimpin oleh Mufti Agung Syekh Ali Jumah itu, pernyataan bahwa kedua orang tua  Rasul termasuk kufur dan akan menghuni neraka merupakan bentuk arogansi dan ketidaksopanan.

Justru fakta kuat mengatakan, kedua orang Rasul akan selamat dan bukan termasuk penghuni neraka. Pendapat ini menjadi kesepakatan mayoritas ulama. Tak sedikit ulama yang secara khusus menulis risalah sederhana untuk menjawab kegamangan menyikapi topik ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement