REPUBLIKA.CO.ID, Dengan terbentuknya komunitas-komunitas kecil Muslim beberapa masjid telah dibangun.
Masjid yang paling penting adalah Masjid Kobe yang dibangun pada 1935 (yang merupakan satu-satunya masjid yang tersisa di Jepang saat ini) dan Masjid Tokyo yang dibangun pada 1938.
Sangat sedikit Muslim Jepang yang berpartisipasi dalam pembangunan Masjid tersebut. Masjid itu juga tidak memiliki imam dari Jepang.
Selama Perang Dunia II, terjadi "Islamic Boom" atau munculnya kesadaran mengenai Islam melalui organisasi dan riset terhadap Islam dan dunia Muslim yang dilakukan pemerintah militer. Selama periode ini lebih dari 100 buku dan jurnal tentang Islam telah diterbitkan.
Namun, pusat penelitian tidak dijalankan oleh Muslim. Organisasi ini juga tidak memiliki kepentingan menyebarkan agama Islam.
Tujuannya agar militer lebih siap dengan pengetahuan yang diperlukan tentang Islam dan Muslim karena ada komunitas Muslim besar di daerah jajahan di Cina dan Asia Tenggara. Organisasi ini menghilang seiring dengan berakhirnya perang pada 1945.
"Islamic Boom" muncul kembali setelah 1973 ketika media massa Jepang memberikan publisitas besar pada dunia Muslim secara umum dan dunia Arab khususnya, setelah menyadari pentingnya negara-negara tersebut bagi ekonomi Jepang.
Dengan publisitas ini banyak orang Jepang yang tidak tahu tentang Islam mendapat kesempatan melihat tata cara berhaji di Makkah, mendengar panggilan adzan dan bacaan Alquran. Selama periode tersebut puluhan ribu orang Jepang dikabarkan menjadi mualaf.
Hanya sedikit orang yang bisa mengajarkan Islam dalam bahasa Jepang. Sejarah dakwah di Jepang selama 40 tahun terakhir merupakan usaha yang dihasilkan oleh Muslim dari negara di luar Jepang. Bangsa Turki menjadi komunitas Muslim terbesar di Negeri Sakura itu.