REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah
JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali meluncurkan sebuah buku terkait kiprah dan kinerjanya selama menjadi menteri agama Republik Indonesia.
Buku yang berjudul Suyadharma Ali, Gagasan dan Tindakan dalam Mencerahkan Pendidikan Islam dan Kerukunan Umat diluncurkan pada Rabu (26/2) di Hotel Syahid, Jakarta.
Dalam peluncuran bukunya, Suryadharma mengatakan, sudah sejak lama ingin menulis sebuah buku terkait gagasan dan kiprahnya selama menjadi pembantu presiden di bidang keagamaan. Namun, keinginan itu belum terwujud karena kesibukan yang dimiliki.
Buku ini pun terwujud berkat inisiatif dari beberapa pihak yang terlibat di setiap aktivitasnya, seperti Ruchman Basori, Fahmi Arif, dan Muhtadin AR. Mereka memotret ide dan gagasan Suryadharma selama memimpin di Kementerian Agama (Kemenag).
“Ide dan gagasan saya dalam buku yang dirangkum ini sebagian besar merangkum tiga pokok pikiran saya, di antaranya, pengembangan pendidikan Islam, kerukunan umat beragama, dan penyelenggaraan haji di Indonesia,” ungkapnya.
Ia mengakui, selama kepemimpinannya, fokus pengembangan pendidikan keagamaan, khususnya pendidikan Islam model madrasah dan pesantren, menjadi perhatian utama.
Ia memaparkan, lebih dari 80 persen madrasah di Indonesia adalah swasta sedangkan sisanya adalah madrasah yang dikelola Kemenag. Bahkan, di pesantren dan pendidikan diniyah, 100 persen penyelenggara pendidikan berasal dari kalangan swasta.
Menurutnya, hal ini menunjukkan masih kecilnya kontribusi Kemenag terhadap pendidikan agama. Untuk itu, pihaknya terus mengingatkan kepada pemerintah daerah agar tidak melarang penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk membantu madrasah di setiap daerah.
Menurut Suryadharma Ali, siswa madrasah bukan milik pemerintah pusat, melainkan bagian dari pengembangan sumber daya di daerah tersebut.
Di bidang pengelolaan haji, Suryadharma mengakui sudah berupaya keras memperbaiki pelayanan haji dan pengelolaan dana haji. Ini terlihat dari nilai manfaat yang dinikmati jamaah meningkat setiap tahunnya.
Sedangkan, di bidang kerukunan, Menag selalu mengingatkan agar umat beragama tidak memberi ruang bagi kebebasan beragama absolut yang dapat merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Acara lain juga digelar untuk mendukung kegiatan peluncuran buku tersebut, di antaranya, menghadirkan sejumlah pembicara dari beragam agama.
Seperti, mantan ketua PBNU KH Hasyim Muzadi, pimpinan Konferensi Wali Gereja Romo Agus Ulahayana, mantan Rektor UIN Malang Prof Imam Suprayogo, Ketua DPP Walubi Arif Harsono.
Juga hadir tokoh Kristen Rev Wempi Lintuuran yang juga menjabat ketua STT Eukemene Jakarta, serta wartawan senior Gatra Asrori S Karni. Mereka hadir sebagai panelis bedah buku.