REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA – Panitia Pengajian Umum (PPU) Kabupaten Banjarnegara, sepanjang Kamis (20/02), menyelenggarakan kegiatan pelatihan terjemah Alquran sistem 24 Jam dengan metode tamyiz.
Kegiatan yang diselenggarakan di Gedung Wanita Kompleks Perkantoran Sekretariat Daerah ini mendatangkan KH Khozin Alhafidz dari Wonosobo sebagai narasumber pelatihan.
Ketua PPU H Wahid Basyari mengatakan, pelatihan ini merupakan salah satu program tahunan yang diselenggarakan oleh PPU. Dasar diselenggarakanya kegiatan pelatihan ini, adalah adanya keprihatinan para ulama yang melihat kehidupan umat Islam sekarang ini yang mulai jauh dari Alquran.
''Alquran yang semestinya dibaca dan dipahami arti dan maknanya, sekarang ini banyak yang hanya menjadi pajangan semata,'' katannya.
Dia menyebutkan, banyak kalangan masyarakat menggunakan kitab suci Alquran sebagai mahar kawin. Sayangnya, banyak dari mereka terjebak pada pemahaman wujud Alquran hanya sebagai sebuah kitab.
''Karena pandangan seperti itu, maka seusai pernikahan, mahar Alquran hanya digeletakkan begitu saja di lemari dan tidak pernah dibaca. Padahal, apabila kita mau belajar, Alquran merupakan sumber ilmu dan berisi pelajaran, juga pedoman hidup bagi umat Islam,'' kata Wahid.
Saat ini, menurutnya, hanya 30 persen umat Islam yang benar-benar paham Alquran dengan baik. Lebih banyak orang Islam yang sekadar tahu Alquran, bisa membaca, tapi tidak tahu arti dan maknanya.
Karena itulah, kata dia, PPU bermaksud mengembangkan dan mendorong minat masyarakat untuk mempelajari terjemah Alquran dengan cara berjenjang dengan memberi pelatihan terlebih dahulu pada para guru.
Pada pelatihan kali ini, hadir 250 peserta terdiri dari para penyuluh agama se-Kabupaten Banjarnegara, para guru agama SD, MI, SMP dan MTs, serta para takmir masjid. ''Harapannya mereka akan menjadi ujung tombak penyebaran dan pengembangan ilmu terjemah Alquran kepada anak didiknya,'' ujar Wahid.