REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lomba menghafal Alquran dan Hadis Nabi Muhammad SAW untuk kali kelima kembali digelar pada 11-14 Februari 2014.
Bertempat di Aula Sakinah Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), ratusan peserta dari dalam dan luar negeri telah siap mengikuti kompetisi.
Atase Agama Kedutaan Arab Saudi sebagai penyelenggara menggalang kerja sama dengan Kementerian Agama RI untuk menggelar perhelatan akbar tingkat Asia Pasifik itu.
Menariknya, juri sebagai penguji didatangkan langsung dari Arab Saudi. Kedua juri ternyata bukanlah orang sembarangan. Mereka adalah Syekh Abdul Muksin bin Muhammad al-Qasim yang tak lain adalah Imam Masjid Nabawi di Madinah dan Syekh Abdullah al-Jarullah yang merupakan dewan juri Musabaqah Hifzil Quran wal Hadis Internasional (MHQH).
Kedua juri sangat teliti dalam mendengarkan hafalan Quran para peserta. Tidak hanya tajwid dan dhabith (kelancaran dan kekuatan hafalan), tapi hingga ke tempat berhenti ayat yang benar juga menjadi kategori penilaian.
Musabaqah yang bertajuk "Prince Sultan Bin Abdul Aziz Competition on The Memorization of Quran and Sunnah for ASEAN and Pacific" ini adalah lomba hafalan Quran yang terbagi kepada tingkat 30 juz, 20 juz, 15 juz, dan 10 juz.
Masing-masing tingkat, peserta akan ditanya dengan empat soal dari juri. Peserta diharuskan menyambung ayat yang telah dibaca oleh juri sepanjang setengah hingga satu halaman.
Sedangkan untuk kategori hafalan hadis, peserta diwajibkan menghafal 500 hadis yang telah ditentukan. Hadis-hadis tersebut terdiri dari 100 hadis bersanad dan 400 lainnya tidak. Masing-masing peserta akan ditanya dengan dua soal hadis bersanad dan tiga hadis tidak bersanad.