Ahad 09 Feb 2014 16:16 WIB

Dicari: Pemimpin Amanah (1)

Rep: Yusuf Assidiq/ Red: Endah Hapsari
Pemimpin yang adil dan menepati janji/ilustrasi
Foto: static.hbr.org
Pemimpin yang adil dan menepati janji/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sesuai kodrat, dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari harus ada pemimpin yang mampu mengatur dan mengarahkan masyarakat tersebut. Dengan demikian, kewenangan yang diberikan kepada pemimpin seharusnya menjadi landasan baginya untuk mengabdikan tugasnya demi kepentingan rakyat banyak.

Diutarakan oleh Ibnu Taimiyah, Rasulullah telah memerintahkan umat Islam untuk mengangkat seorang pemimpin dalam suatu organisasi, baik dalam tingkatan terendah hingga tinggi (masyarakat). Bahkan dalam satu rombongan perjalanan yang hanya terdiri dari tiga orang sekalipun, wajib ditunjuk satu orang sebagai pemimpinnya.

Dalam kehidupan bernegara, tentu peran pemimpin sangat sentral. Namun yang tak kalah pentingnya adalah peran masyarakat dalam memilih pemimpinnya yang amanah.

Ketua MUI KH Amidhan mengatakan hendaknya umat memilih pemimpin yang berasal dari kalangan Islam sendiri. Hal itu sudah secara tegas dinyatakan dalam kitab suci Alquran. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil pemimpinmu orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman." (QS Al Maidah [5]:57)

Pada intinya, agama Islam menekankan pentingnya memilih pemimpin yang beriman. Pemimpin yang beriman akan selalu ingat bahwa apa-apa yang dia miliki tidak lain adalah kepunyaan Allah, termasuk juga kekuasaan yang diamanatkan oleh rakyat.

Di samping itu kriteria kepemimpinan yang sangat penting menurut pandangan Islam ialah dapat berlaku adil."Sifat adil ini akan membawa masyaraktanya pada kemakmuran. Adil juga dapat menghindarkan seorang pemimpin dari berlaku korupsi dan mementingkan diri sendiri," katanya.

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS [16]:90).

Amidhan menambahkan, lantaran pentingnya keadilan tersebut, pernah ada pendapat yang menyatakan lebih baik seorang pemimpin non-Muslim yang adil daripada pemimpin Muslim namun zalim serta tidak memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. ''Tapi kita lihat lagi ayat Quran di atas,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement