Kamis 06 Feb 2014 13:39 WIB

Adab Berpakaian untuk Pria (1)

Rep: Ferry Kisihandi/ Red: Endah Hapsari
Setelan Jas Pria (ilustrasi)
Setelan Jas Pria (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Pada sebuah kesempatan, Rasulullah menegaskan tidak masuk surga orang yang ada di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat biji sawi pun. Tak berselang lama, seorang laki-laki berucap, "Sesungguhnya orang ingin agar pakaiannya baik dan sandalnya juga baik." Rasul pun memberikan penjelasan bahwa Allah itu indah dan mencintai keindahan. 

Lebih lanjut, Rasul menguraikan, kesombongan itu bermakna mengingkari kebenaran dan meremehkan manusia. Sayyid Sabiq mengatakan, apa yang dijelaskan Rasulullah itu menyangkut pakaian. Menurut dia, pakaian yang melekat pada diri seorang Muslim termasuk nikmat Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya. Dia menurunkan pakaian untuk menutup auratnya dan pakaian indah sebagai perhiasaan. 

Meski Allah pun mengingatkan, pakaian takwa merupakan hal yang terbaik. Di sisi lain, seorang Muslim diminta mengenakan pakaian yang indah setiap kali memasuki masjid. Ihwal pakaian ini, Sabiq menjelaskan bahwa pakaian yang diwajibkan ialah pakaian yang menutupi aurat, melindungi dari hawa panas dan dingin, serta menjauhkan seseorang dari bahaya. 

Sabiq menguraikan fungsi pakaian sebagai penutup aurat ini merujuk pada kisah ayah Hakim bin Hizam yang mengutarakan pertanyaan mengenai apa yang mesti tertutup dan boleh terlihat kepada Rasulullah. Beliau menjawab, "Peliharalah auratmu kecuali dari istrimu dan hamba sahayamu." Jika sedang berkumpul, aurat itu harus dijaga agar tak terlihat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement