Jumat 31 Jan 2014 02:58 WIB

Transportasi Haji Dorong Kepuasan Jamaah

Rep: hafidz muftisany / Red: Damanhuri Zuhri
Jamaah Haji di Masjidil Haram
Foto: Antara
Jamaah Haji di Masjidil Haram

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nur Hasan Murtiaji/Amri Amrullah

JAKARTA -- Transportasi selama prosesi ibadah haji menjadi salah satu faktor utama yang mendorong naiknya indeks kepuasaan jamaah haji 2013. Faktor lain yang mendorong kepuasan jamaah adalah pelayanan katering dan pelayanan petugas nonkloter.

"Pelayanan transportasi tahun ini lebih baik. Kebijakan up grade bus antarkota, baik dari Madinah ke Makkah, Madinah ke Jeddah, Makkah ke Madinah, Makkah ke Jeddah, menjadikan waktu tempuh lebih cepat dan kenyamanan di dalam bus," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin saat memaparkan hasil survei kepuasan jamaah haji 2013, di kantor Kemenag, Jakarta, Kamis (29/1).

Indeks kepuasan jamaah atas trasportasi bus ini, dari hasil survei BPS, berada di level 82 atau naik delapan poin ketimbang tahun sebelumnya.

Menurut Suryamin, lancarnya proses transportasi ke Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina) juga menjadi faktor pendorong kepuasan jamaah dalam hal layanan transportasi bus.

Meski Suryamin menyebutkan pembatasan kuota haji 20 persen untuk jamaah Indonesia menjadi salah satu penyebabnya. Faktor lainnya adalah pengaturan waktu keberangkatan jamaah haji ke Arafah yang mulai diberlakukan tahun ini.

Pemerintah Indonesia memperbanyak bus up grade (bus yang sudah dimodifikasi berupa tambahan toilet, tempat duduk yang lebih bagus, bagasi yang lebih lapang) antarkota pada musim haji 2013.

Jamaah haji yang berada di wilayah padat atau lalu lintasnya macet selama di Makkah diprioritaskan berangkat lebih dahulu ke Arafah mulai musim haji 2013. Dua kebijakan soal transportasi bus ini baru diterapkan dan mendapatkan penilaian positif jamaah berdasarkan survei BPS.

Faktor lain pendorong kepuasan jamaah adalah layanan katering. Katering Armina yang menggunakan nasi boks dan dimasak di dapur milik maktab di Arafah dan Mina dinilai berperan dalam meningkatkan indeks kepuasan jamaah.

"Cara ini membuat masakan tetap segar dan terjaga kualitasnya serta meminimalisasi keterlambatan pemberian katering kepada jamaah," kata Suryamin.

Survei BPS juga memperlihatkan pelayanan petugas nonkloter atau petugas penyelenggaraan ibadah haji (PPIH) Arab Saudi turut mendorong indeks kepuasan jamaah.

Kegiatan capacity and character building kepada seluruh petugas nonkloter melalui pelatihan ESQ dan pelatihan teknis lainnya telah meningkatkan layanan petugas nonkloter kepada jamaah haji.

Kendati begitu, indeks kepuasan jamaah tertinggi dicapai oleh layanan petugas kloter yang berada di level 85,77, diikuti layanan ibadah 84,89, petugas nonkloter 84,16.

Dilanjutkan layanan transportasi bus di level 82,00, akomodasi 81,67, lain-lain (umum) 81,56, katering Armina 81,24, dan katering Madinah Jeddah 80,21.

BPS juga melansir faktor penghambat peningkatan kepuasan jamaah. Petugas kloter yang kurang koordinasi dengan para ketua rombongan dan ketua regu serta minimnya kunjungan petugas kloter ke kamar-kamar pemondokan jamaah menjadi faktor pengurang kepuasan jamaah. "Ini berakibat permasalahan jamaah kurang mendapatkan respons yang cepat," kata Suryamin.

Faktor penghambat lain adalah pelebaran Masjidil Haram dan kurangnya petugas bimbingan ibadah di sekitar lokasi manasik haji. Juga belum memadainya jumlah petugas haji dan kendaraan operasional di area rawan tersasar.

Secara umum, kata Suryamin, indeks kepuasan jamaah pada musim haji 2013 naik 1,37 poin menjadi 82,69 persen ketimbang penyelenggaraan haji tahun sebelumnya.

Indeks kepuasan jamaah ini masuk dalam kategori memuaskan. "Ini memuaskan yang gemuk, mengarah ke hampir sangat memuaskan," kata Suryamin sembari menjelaskan bila di atas 85 persen masuk kategori sangat memuaskan.

Adapun indeks kepuasan jamaah terhadap layanan kesehatan mengalami penurunan 0,29 poin, dari 90,29 persen menjadi 90,00. Kendati turun, tapi indeks kepuasan layanan kesehatan ini masih masuk kategori sangat memuaskan.

"Sikap, keramahan, dan kesopanan petugas kesehatan mendapatkan tingkat kepuasan tertinggi 93,25 persen. Sedangkan kelengkapan fasilitas layanan kesehatan di setiap kloter atau sektor memperoleh tingkat kepuasan terendah 85,41 persen.

Survei kepuasan terhadap jamaah ini sudah yang keempat kalinya dilakukan BPS. Selama empat tahun terakhir, jumlah responden menunjukkan tren meningkat.

Pada 2013, jumlah target responden 12.800 orang dan ada 8.628 responden yang mengembalikan kuesioner atau respons rate-nya 67,41 persen. Bandingkan dengan 2012 yang jumlah target respondennya 11.915 dengan 6.456 kuesioner yang dikembalikan atau respons rate-nya 54,18 persen.

Menanggapi hasil survei BPS, Menteri Agama Suryadharma Ali tetap menekankan agar tahun mendatang pelayanan haji lebih baik lagi.

"Kita senang dapat laporan baik, bukan berarti tidak ada masalah atau tidak ditemukan masalah, tapi masalah bukan hal yang sangat dominan mewarnai penyelenggaraan haji," kata Suryadharma.

Ketua Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) Slamet Effendi Yusuf mengakui ada beberapa aspek kemajuan penyelenggaraan haji tahun ini.

Layanan seperti transportasi, konsumsi, dan akomodasi dinilai Slamet lebih baik. Jarak pemondokan juga tak dia persoalkan, asalkan transportasi dan akomodasi lancar. "Jauh kalau ada transportasi yang bagus, tak masalah," katanya.

Herlangga, jamaah haji asal kelompok terbang Jakarta (JKG-35) menilai, perlunya bus dari Jeddah ke Makkah di-up grade karena kurang nyaman.

"Komentar jamaah sih rata-rata juga mengenai waktu tunggu yang lama sekali untuk transportasi dari dan ke Masjidil Haram," katanya. n hafidz muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement