REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pertiwi
Tahun 2014 merupakan perayaan yang kedua. Jatuh pada 1 Februari 2014, satu juta orang diharapkan bergabung dalam perayaan Hari Hijab Dunia atau World Hijab Day. Ini merupakan sebuah momen untuk melecutkan kesadaran mengenai hak Muslimah berhijab.
Selebihnya, mengedukasi masyarakat mengenai asal-muasal serta alasan soal hijab. Paling tidak, Zainab Warda Muhammad, Muslimah asal Jerman, sudah mem-posting pandangan dan pendiriannya terhada hijab pada akun Facebook World Hijab Day.
“Hijab menutupi kepalaku bukan otakku. Hijab menampakkan kehormatanku bukan tubuhku,” kata Warda, seperti dikutip laman Onislam, Senin (20/1). Ia bakal menjadi satu dari satu juta orang yang menyemarakkan suasana pada 1 Februari mendatang.
Seorang mufti, Ismail Menk, menyampaikan dukungannya pula. Ia mengatakan, kegiatan tersebut sangat membantu membangun pemahaman tentang hijab. “Banyak perempuan non-Muslim mendukung Muslimah berhijab.”
Mereka pun bersedia selama sehari menggunakan hijab. Tahun lalu, begitu banyak dukungan dari non-Muslim. Itu merupakan efek positif dari perayaan Hari Hijab Dunia. Menk berharap dari kegiatan tersebut, salah persepsi tentang hijab pudar.
“Saat dunia paham apa itu hijab, dari asalnya dan mengapa ini harus dilaksanakan, mereka akan tahu, melarang hijab hanya menimbulkan keburukan dibanding manfaat,” kata Menk. Ia merujuk pada pelarangan hijab di Prancis sejak 2004.
Setelah Prancis melarang hijab, beberapa negara Eropa mengikuti jejak Prancis. Mereka melarang Muslimah berjilbab di ruang publik.
Nazma Khan, Muslimah dari New York, Amerika Serikat (AS), merupakan inisiator Hari Hijab Dunia. Tahun lalu, ia memulainya dengan mendorong perempuan non-Muslim berhijab. Mereka merasakan pengalaman mengenakan pakaian Muslimah itu.
Motivasinya sederhana saja. Khan mendambakan pemahaman lebih baik atas hijab. Ia pun ingin menegaskan, berhijab merupakan sebuah pilihan sadar Muslimah. Dan ternyata, langkah Khan menuai simpati dan dukungan dari seluruh dunia.
Ia dikontak oleh banyak orang dari puluhan negara. Di antaranya, dari Inggris, Australia, India, Pakistan, Prancis, dan Jerman. Hari Hijab Dunia tahun lalu juga memikat hati Jess Rhodes, seorang mahasiswi dari Inggris. Ia bergabung dalam perayaan dan berhijab.
Beberapa hari berselang, ia memutuskan mendalami Alquran agar memahami Islam. Dari sini, akhirnya Rhodes mengambil keputusan besar, menjadi seorang Muslimah.