REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Santri dan santriwati Pondok Pesantren Al-Hikmah di Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berasal dari berbagai daerah di seluruh pelosok wilayah nusantara, kata pimpinan ponpes itu, KH Harun Al Rosyid.
"Sampai saat ini jumlah santri/santriwati yang menimba ilmu di pondok pesantren (ponpes) ini sekitar 450 anak, yang datang dari seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Aceh, Riau, Palembang, Jambi, Lampung, Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan Papua." kata Harun Al Rosyid di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, ponpes yang dipimpinnya ini didirikan pada 1989 dengan memadukan sistem pendidikan agama dan formal, yang bertujuan agar para santri memiliki kecakapan dalam bidang ilmu agama dan ilmu umum lainnya.
"Selama ini, kami menggratiskan biaya mondok maupun pendidikan bagi semua santri yang menimba ilmu di pondok pesantren ini," katanya.
Ia mengatakan Ponpes Al-Hikmah yang dipimpinnya memperoleh perhatian dari Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI GKR Hemas yang melakukan kunjungan kerja, sekaligus menjaring aspirasi masyarakat, akhir pekan lalu.
Pada kesempatan itu, Harun Al-Rosyid mengemukakan bahwa ponpesnya kekurangan ruangan untuk asrama putri, gedung PAUD, membangun pagar bumi, gedung olah raga sampai gedung perpustakaan.
"Sementara dalam upaya menghimpun dana untuk membiayai operasional ponpes termasuk menggratiskan santri, kami memiliki usaha unik dengan mengumpulkan barang bekas. Kami berharap barang bekas berupa kertas dari dinas/instansi yang ada di Gunung Kidul bisa dijual atau dihibahkan ke Ponpes Al-Hikmah," katanya.