Rabu 08 Jan 2014 02:10 WIB

Siasat Bermakmum di Belakang Imam Masjid Nabawi

Raudhah, salah satu bagian utama masjid Nabawi.
Foto: ROL/Agung Sasongko
Raudhah, salah satu bagian utama masjid Nabawi.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Menjadi niat tersendiri bagi jamaah Indonesia untuk shalat di belakang Imam Masjid Nabawi, Madinah. Memang, implementasi niatan itu tidaklah mulus, ini karena para jamaah Indonesia harus berhadapan dengan jamaah asal negara lain, yang postur tubuhnya lebih besar dan tinggi.

ROL bersama musisi dan pencipta lagu, Ressa Herlambang sejak tiba di Madinah mencoba untuk mewujudkan niatan itu. Dari beberapa informasi yang diperoleh ROL dari beberapa jamaah, waktu yang paling tepat masuk ke dalam shaf terdepan adalah menjelang subuh.

Apakah waktu Subuh jaminan sepi dari jamaah, jelas saja tidak. Memang agak sedikit longgar ketimbang waktu sebelum waktu shalat wajib lain. ROL pun memutuskan mendatangi masjid Nabawi sekitar pukul 02.00 waktu Madinah. Ketika tiba, benar saja, sudah para jamaah yang memenuhi shaf pertama dan kedua.

"Ayo, masih ada shaf ketiga," kata Ressa kepada ROL.

Awalnya, Askar--penjaga masjid--meminta jamaah untuk mengosongkan shaf ketiga. Ini dikarenakan, lalu lalang jamaah yang menuju Raudhah dan makam Rasulullah SAW penuh sesak. Namun, ROL dan Ressa bersiasat menyelinap di antara Shaf pertama dan kedua.

"Di sini, berdimpit antara jamah satu yang lain sudah biasa. Yang penting ketika shalat akan teratur dengan sendirinya," ucap Okto, jamaah Indonesia lainnya yang datang bersamaan dengan ROL dan Ressa.

Beberapa menit mendekati Iqomat, benar saja, shaf ketiga sudah penuh sesak. Namun, masih ada jamaah yang berusaha mengambil tempat di ketiga shaf meski sebenarnya sudah tidak memungkinkan lagi. Iqomat pun dimulai, shaf yang amburadul disesaki jamaah berangsur teratur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement