Selasa 10 Dec 2013 17:22 WIB

Demi Pekerjaan, Muslim di India Terpaksa Menyamar Jadi Hindu

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: A.Syalaby Ichsan
Unjukrasa muslim India
Unjukrasa muslim India

REPUBLIKA.CO.ID, KOLKATA — Perlakuan diskriminasi berlatar belakang agama harus dihadapi oleh sebagian besar warga Muslim di India. Tak sedikit dari mereka yang mengeluh karena kesulitan memperoleh pekerjaan di negara yang didominasi oleh penduduk beragama Hindu itu. 

Warga Muslim yang memiliki pekerjaan layak, bahkan terpaksa harus berpura-pura menjadi Hindu dan merahasiakan tempat bekerjanya dari sanak keluarga. Noorjahan Khatoon (42 tahun) misalnya.

Perempuan yang tinggal di daerah kumuh pinggiran Kota Kolkata itu, saat ini bekerja sebagai juru masak di rumah mewah milik keluarga Hindu yang terletak di sebuah kawasan elite kota tersebut. 

Khatoon mengatakan, tidak ada satu pun anggota keluarga atau kerabat dekatnya yang tahu di mana ia mencari nafkah. “Anak-anak saya tidak tahu di mana saya bekerja, apalagi identitas majikan saya. Saya memang tidak memberitahukan hal ini dengan siapa pun,” ujar Khatoon, seperti dilansir Aljazeera, Selasa (10/12).

Setiap kali bekerja, ia sengaja memakai gelang kerang dan bubuk vermillion di sebagaian rambutnya. Ini dilakukannya untuk menjaga penampilan layaknya perempuan-perempuan Hindu tradisional di sana. “Saya yakin, jika majikan saya tahu kalau saya ini seorang Muslimah, saya akan dipecat,” tuturnya.

Pengalaman tidak jauh berbeda juga dialami Ayesha Begum. Perempuan berumur 30 tahun itu juga terpaksa menyamar menjadi Hindu agar tak kehilangan pekerjaannya. Sebelum berangkat kerja, Begum selalu mengenakan kerang putih pada pergelangan tangannya dan bubuk vermillion di dahinya.

Muslimah itu harus mengubah penampilannya sebelum meninggalkan rumah, menuju sebuah rumah sakit swasta di 50 km sebelah timur dari Kolkata setiap paginya, tempat ia bekerja sebagai pembantu.

“Semua orang di (rumah sakit) sana mengenal saya sebagai penganut Hindu. Mereka memanggil saya 'Lakshmi'. Itu adalah panggilan populer bagi perempuan Hindu,” kata Begum.

Wanita itu menuturkan, sebelum menjalani tugas yang sekarang ini, ia tidak pernah berhasil mendapatkan pekerjaan. “Saya lalu mengikuti saran dari beberapa teman dan berpose layaknya perempuan Hindu. Tidak lama sesudahnya, saya diterima bekerja di RS,” kisahnya.

Pada sebuah kesempatan, para pejabat RS tersebut pernah meminta Begum mencarikan pembantu lebih banyak lagi dari desanya. “Saat saya bilang ke mereka ada perempuan Muslim yang sedang mencari pekerjaan, mereka mengatakan akan lebih baik kalau saya membawa calon yang non-Muslim,” ujarnya lagi.

Salah satu peneliti yang fokus kepada isu-isu minoritas di India, Ayesha Pervez mengatakan, para pencari kerja Muslim di negara itu harus menghadapi rintangan diskriminasi hampir si semua sektor. 

“Seperti di Bengal Barat misalnya, yang jumlah penduduk Muslimnya mencapai 27 persen dari populasi. Namun, representasi mereka yang bekerja di kantor-kantor pemerintah negara bagian itu hanya empat persen,” kata Pervez kepada Aljazeera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement