REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muslimat Nahdlatul Ulama meminta pemerintah membatalkan Pekan Kondom Nasional yang dicanangkan Menteri Kesehatan dan dilaksanakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) serta salah satu produsen kondom.
"Muslimat NU meminta keputusan tersebut segera dicabut," kata Ketua Umum Pucuk Pimpinan Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa di Jakarta, Senin (2/12).
Pekan Kondom Nasional dilaksanakan sejak tanggal 1 hingga 7 Desember 2013 sebagai rangkaian peringatan Hari AIDS se-Dunia di Indonesia yang salah satu kegiatannya adalah pembagian kondom gratis kepada masyarakat. Menurut Khofifah, jika kegiatan itu diteruskan akan menjadi bencana baru bagi negeri yang ber-Pancasila, bertuhan, dan beragama ini.
"Jika ada pembagian kondom di jalan atau di tempat keramaian umum, lalu diterima oleh para remaja, bisa dibayangkan, remaja usia belasan tahun yang punya kecenderungan coba-coba, bisa saja terdorong melakukan seks bebas, setelah mendapat kondom yang dibagi gratis secara terbuka," katanya.
Karena itu, kata Khofifah, kegiatan itu tidak dapat dibiarkan, dan kebijakan Menteri Kesehatan untuk menggelar acara seperti itu harus ditinjau ulang. "Menko Kesra dan Presiden RI saya harapkan mencabut Pekan Kondom Nasional," kata Khofifah.
Muslimat NU juga menyatakan pemerintah perlu meminta maaf kepada masyarakat luas karena telah mengambil keputusan yang membahayakan bagi masyarakat luas.
Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga menolak kegiatan Pekan Kondom Nasional dan pembagian kondom gratis tersebut. "Umat Islam jangan terlibat dalam kegiatan tersebut," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Muhammad Sulton Fatoni, Minggu (1/2).
Menurut Sulton, upaya mencegah meluasnya pengidap AIDS merupakan upaya mulia, namun untuk mencegah agar penularan yang salah satunya melalui hubungan seksual itu bukan dengan membagi-bagikan kondom secara gratis yang sangat mungkin disalahgunakan untuk perzinahan.
Karena alasan itulah, tambah Sulton, kegiatan bagi-bagi kondom gratis berpotensi bertentangan dengan ajaran agama.
"Bagi-baginya tidak untuk suami-suami, motifnya jaga-jaga agar nggak kena AIDS. Memfasilitasi itu membantu," katanya.