REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Memasuki abad kedua, Muhamadiyah harus bisa membuat terobosan agar tetap eksis. Salah satunya, dapat menciptakan pengajian yang disenangi anak-anak muda.
Demikian diungkapkan Ketua PP Muhammadiyah, H Haedar Nasir ketika membuka Rapat Koordinasi Percepatan Program dan Peluncuran Buku Panduan Cabang dan Ranting di Yogyakarta, Sabtu (30/11). Acara ini dihadiri pengurus cabang dan ranting Muhammadiyah se-Jawa.
Menurut Haedar Nasir, jika anak-anak muda sudah tidak suka mengaji, dikuatirkan Muhammadiyah tidak memiliki daya lagi di masa depan. Sebab generasi yang ada sekarang sudah sepuh-sepuh.
Dalam kesempatan tersebut, Haedar Nasir mengusulkan perlunya Muhammadiyah menerbitkan buku-buku tuntunan beribadah praktis yang mudah didapatkan dan dibaca masyarakat.
Usulan ini dilontarkan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nasir ketika membuka membuka Rapat Koordinasi Percepatan Program dan Peluncuran Buku Panduan Cabang dan Ranting Muhammadiyah di Yogyakarta, Sabtu (30/11).
Ia melontarkan usulan tersebut menyusul banyaknya buku-buku tuntunan beribadah praktis yang tidak sesuai dengan ajaran Muhammadiyah. Buku-buku tersebut banyak dijual pedagang asongan di bus-bus atau tempat lain.
"Contoh buku-buku tuntunan ibadah praktis, di antaranya tuntunan shalat. Supaya masyarakat tidak menggunakan pedoman lain," kata Haedar di Yogyakarta, Sabtu (30/11).