Sabtu 30 Nov 2013 10:24 WIB

Tabah Menghadapi Musibah (2)

Rep: hannan putra/ Red: Endah Hapsari
Berbuat ikhlas/ilustrasi
Foto: www.moslemsubang.wordpress.com
Berbuat ikhlas/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Selain memohon pahala dari musibah yang dihadapi, juga dianjurkan memohon agar musibah itu berakhir dari dirinya, sebagaimana permohonan Nabi Ayub AS ketika mengalami musibah penyakit yang berkepanjangan, yang diabadikan Allah SWT dalam ayat, "Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, ’(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang’. Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah." (QS.21:83-84).

c). Bersikap sabar dan tidak berputus asa dalam menghadapi musibah, karena dengan kesabaran itulah seseorang mendapatkan pahala dari musibah yang menimpanya. Bersikap sabar dalam menghadapi semua bentuk kesulitan dan tantangan telah banyak diajarkan oleh Alquran dan hadis Nabi Muhammad SAW seperti pada surah Baqarah (2) ayat 155 di atas, dan ayat: ”...Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS.39:10).

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman: ”Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar” (QS.2:153). Mengenai pentingnya kesabaran dalam kesulitan dijelaskan dalam hadis: "Jika seorang mukmin memperoleh kebaikan lalu ia bersyukur, maka kebaikan itu menjadi pahala baginya, dan jika ia ditimpa kemudaratan (musibah) lalu bersabar, maka kemudaratan itu menjadi pahala baginya” (HR. Muslim).

d) Menerima dengan ikhlas dan tidak menyesali atau membenci musibah yang diberikan Allah SWT kepadanya. Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya, jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Siapa yang rida dengan ujian itu, maka Allah akan meridainya, dan siapa yang membencinya, maka Allah akan membencinya" (HR. Tomizi).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement