Kamis 21 Nov 2013 18:55 WIB

BNI Syariah Siap Kelola Dana Haji

Petugas melayani nasabah di kantor layanan BNI Syariah, Jakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petugas melayani nasabah di kantor layanan BNI Syariah, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,

Semua infrastruktur sudah siap melayani dana haji.

JAKARTA — PT Bank BNI Syariah akan menerima kucuran dana haji dari induk, PT Bank BNI, sebanyak Rp 500 miliar pada akhir bulan ini. Tahun depan, BNI Syariah dijadwalkan kembali memperoleh peralihan dana haji Rp 3 triliun dari induknya.

Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano mengatakan pihaknya siap mengelola dana haji tersebut. “Bank syariah siap dan tidak masalah kalau hanya mengelola dana sebesar itu,” ujarnya, kemarin.

Kesiapan bank syariah mengelola dana haji dilatarbelakangi faktor pertumbuhan perbankan syariah yang mencapai 35 hingga 40 persen per tahun. “Artinya, semua infrastruktur sudah siap,” kata Dinno.

Ia menyebut dukungan induk kepada BNI Syariah sangat luar biasa. Melihat dukungan ini, BNI Syariah pun optimistis memasang target pertumbuhan 25 persen pada 2014. Tahun depan, bank tersebut tetap akan fokus di pembiayaan kepemilikan rumah (Griya iB Hasanah) dan pembiayaan mikro.

Pembiayaan mikro BNI Syariah saat ini sudah mencapai Rp 800 miliar. “Tahun depan kami targetkan Rp 1,5 triliun,” ujar Dinno. Jumlah outlet mikro BNI Syariah saat ini 81 kantor dan akan ditambah lagi 15 kantor pada 2014.

Aset BNI Syariah per Oktober mencapai Rp 14,2 triliun. Hingga akhir 2013, target aset Rp 14,5 triliun. Total pembiayaan per Oktober mencapai Rp 10,8 triliun. “Peningkatan pembiayaan hampir 55 persen dan rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (FDR)  98 persen,” ujarnya.

BNI Syariah akan terus mengoptimalkan pemanfaatan 265 outlet-nya sebagai strategi bisnisnya di tahun depan. “Kami ingin menjadi juara di pembiayaan perumahan,” kata Dinno.

Pembiayaan mikro pun diharap mengalami proses terbaik. Meski sudah dua tahun, pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) pembiayaan mikro BNI Syariah tidak lebih dari satu persen, bahkan tanpa hapus buku.

Rp 12 triliun

Kementerian Agama (Kemenag) berkomitmen tetap akan menggunakan jasa keuangan dari perbankan syariah untuk mendukung berkembangnya bank syariah di Indonesia.

Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mengatakan sudah menyiapkan Rp 12 triliun dari dana haji untuk diinvestasikan di sukuk melalui bank syariah.

“Saat ini, setidaknya sudah ada dana Rp 12 triliun dari dana haji yang rencananya akan diinvestasikan ke sukuk di bank-bank syariah,” ujar Menag kepada Republika.

Namun, pihaknya masih menunggu keterangan dari Kementerian KeuAngan untuk aturan lebih lanjut karena berkaitan dengan Surat Berharga Syariah negara (SBSN).

Dana ini, katanya, tidak bisa serta-merta disalurkan ke 17 bank syariah karena pihaknya pun masih menunggu kesiapan dari bank-bank syariah.

Selain dana segar Rp 12 triliun, Kemenag juga berjanji akan terus menggiatkan aktivitas syariah dalam operasional keuangan di kementerian. Setelah sebelumnya komitmen Kemenag menggunakan bank syariah selaku Bank Penerima Setoran (BPS) Haji.

Ke depan pengelolaan dengan bank syariah juga termasuk pengelolaan zakat, wakaf, infak, dan sedekah. Bahkan, Suryadharma Ali mengatakan, peran syariah akan ada di setiap kantor urusan agama (KUA) di seluruh Indonesia.

Saat ini, dana di KUA yang dikelola mencapai Rp 60 miliar. “Inilah upaya Kemenag membantu bank syariah,” ujarnya.

Untuk sukuk dana haji, Suryadharma mengungkapkan, pada awal ia menjadi Menag, kementerian yang dipimpinnya sudah memiliki sukuk dari dana pengelolaan haji senilai Rp 27 triliun. Saat ini, angka tersebut terus berkembang mencapai Rp 35 triliun, kemudian dalam waktu dekat sudah jatuh tempo Rp 4 triliun.

Tapi pihaknya belum mendapatkan slot sukuk tersebut sehingga jumlah sukuk yang dimiliki Kemenag bernilai Rp 31 triliun. Ke depan, kata Suryadharma, akan ada kebijakan dari Menag untuk lebih memudahkan penempatan dana-dana setoran itu di bank syariah.

Qommarria Rostanti/Amri Amrullah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement